Sabtu

Tante Detty menahan nikmat Pinggulnya sedikit bergoyang

Tante Detty menahan nikmat Pinggulnya sedikit bergoyang Tersebut juga akan saya katakan satu narasi riil yang cukup buat malu keluarga besar saya. Peristiwanya berlangsung sekitaran 6 th. yang kemarin. Ini yaitu cerita affair pada saudara sepupu saya dengan satu diantara tante saya juga yang telah berkeluarga. Berniat saya samarkan beberapa nama yang ikut serta dalam narasi saya ini karna begitu banyak saudara-saudara saya yang beda dan rekan-rekan atau tetangga di lingkungan rumah keluarga besar yang suka pada website sumbercerita. com ini. Hingga saya cemas nama baik saudara-saudara saya yang telah mulai normal juga akan kembali terkuak apabila ketahui narasi mengenai siapa dalam cerita yang juga akan saya katakan ini.. 


Sebenarnya narasi detil pada sepupu dengan tante saya itu saya tidak paham tentu, karenanya yaitu rahasia mereka berdua. Ada bagian-bagian yaitu rekaan saya sendiri. Namun pada dasarnya, narasi saya ini betul-betul ikuti momen yang sesungguhnya berlangsung. 


***** 


Di satu diantara pojok kota Bandung, berdiri cukup megah satu rumah yang begitu besar. Di dalamnya tinggal sebagian orang yang sama-sama terikat hubungan keluarga. Mereka yaitu kakek serta nenek, kita panggil saja mereka sekian, lantas keluarga Irwan, anak tertua, serta keluarga Detty, anak ke-3, dan keluarga Nani, anak bungsu. Kakek serta nenek sebenarnya memiliki 6 orang anak. Cuma saja karna tiga anak yang beda kebetulan memiliki rezeki yang agak mendingan dari tiga anak yang turut tinggal saat ini, mereka bertiga dapat memiliki rumah sendiri yang tempatnya berjauhan di daerah beda. 


Irwan, 45 th., seseorang karyawan swasta. Memiliki istri Ida, 40 th.. Mereka dikaruniai 2 orang anak, Ricky, 19 th., serta Hesti, 15 th.. Detty, 38 th., memiliki suami Marwan, 40 th., pegawai swasta. Dikaruniai satu anak, Rika, 17 th.. Nani, 34 th., pegawai swasta, memiliki suami, Ismu, 36 th.. Dikarunia satu anak, Budi, 11 th.. Kehidupan mereka jalan normal. Hubungan mereka jadi satu keluarga besar dapat disebut baik. Memanglah kadang-kadang berlangsung perseteruan di antara mereka, namun dengan selekasnya problem diantara mereka dapat dikerjakan dengan baik. 


Nenek serta kakekpun tidak terlihat tentukan kasih pada mereka semuanya. Mereka dapat berlaku adil, baik dalam soal kasih sayang ataupun berbentuk materi. Ricky jadi sepupu terbesar di antara mereka dapat melakukan tindakan serta berlaku tegas dalam membuat perlindungan adik-adiknya. Bahkan juga semuanya saudara sepupunya senantiasa bicara serta minta pendapat pada dia apabila ada problem. Meskipun sikap Rickky terkadang begitu cuek pada lingkungan. Ricky begitu melindungi semuanya adik sepupu perempuannya. 


“Ki.. Saya ingin minta pendapat anda mengenai cowok…” kata Rika. “Mau nanya apaan? ” kata Ricky. “Kamu kenal si Juneadi, tidak? ” bertanya Rika. “Tentu saja kenal. Anak-anak sini saya kenal semuanya. Memang ada apa? ” bertanya Ricky. “Mm.. Dia tempo hari katakan kalau dia sukai saya. Dia ingin saya jadi pacar dia.. Bagaimana, Ki? ” bertanya Rika sembari memandang mata Ricky. “Kamu sukai dia, tidak? ” bertanya Ricky sekali lagi. “Dari fisik sich saya sukai, namun saya takut salah pilih…” kata Rika. “Gini.. Bukannya saya melarang anda untuk jalan dengan dia…” kata Ricky sembari mengisap rokoknya. “Hanya saja yang saya tahu, Junaedi itu satu diantara preman komplek samping. Yang lebih kronis sekali lagi, yang saya dengar tuturnya dia jadi pengedar juga…” lanjut Ricky. “Aku sich terserah anda saja.. Yang perlu anda fikir baik-baik kemungkinan serta mengakibatkan nanti…” kata Ricky sekali lagi. 


Rika terdiam seperti berfikir.. Lantas Rika tersenyum lalu dengan mendadak mencium pipi Ricky. 


“Terima kasih banyak.. Saya mujur miliki kakak anda. Dapat kasih pandangan tanpa ada melarang sesuatu…” kata Rika sembari tersenyum manja. “Karena saya sayang kamu…” kata Ricky sembari mencubit pipi Rika. “Tahu tidak, ibu sempat katakan kalau bila dapat saya mencari pacar yang seperti kamu…” kata Rika. 


Ricky mengerenyitkan dahinya. 


“Emang tante Detty katakan apa mengenai saya? ” bertanya Ricky penasaran. “Mama katakan bila anda itu cakep, pandai, perhatian pada saudara, serta begitu membuat perlindungan adik semuanya.. Janganlah geer kamu…” kata Rika sembari tersenyum. 


Rickypun tersenyum.. Tersebut satu diantara bukti begitu sayangnya Ricky pada semuanya adiknya. Serta banyak sekali lagi perhatian serta perlindungan Ricky pada keluarga. Keluarga besar itu begitu memberikan pujian pada serta membanggakan Ricky. Satu hari keluarga besar itu tengah berkumpul membahas satu problem perlu. 


“Masalah ini mesti selekasnya dikerjakan..! ” kata kakek. “Tapi siapa yang perlu pergi? Kita semuanya repot dengan kerjaan…” kata Irwan. “Apa mesti Ayah yang pergi sendiri? Kalian kan cuma tinggal datang ke lembaga itu untuk menyerahkan dokumen ini! ” kata kakek sembari membanting map diisi dokumen ke atas meja. “Biar saya saja yang pergi.. Ayah telah sangat tua untuk pergi jauh…” kata Nani. “Kamu kan kerja, Nan…” kata Irwan. “Kalau demikian agar saya yang pergi. Ayah buatkan saja surat kuasa untuk saya…” kata Detty mengatasi. 


Kakek terdiam sembari memandangi putri ketiganya itu. 


“Ya baiklah bila demikian. Anda yang pergi besok.. Juga akan Ayah buatkan surat kuasanya segera…” kata kakek. “Tapi saya minta ada yang mengantar saya ke Garut besok. Saya tidak ingin naik angkutan karna begitu makan waktu…” kata Detty. “Ya telah, besok Ricky mesti mengantar tantemu ke Garut ya, Rik?! ” kata Irwan sembari memandang anaknya yang terbesar itu. “Iya, Pa…” kata Ricky pendek. “Kamu gunakan saja motor Ayah, ” kata Irwan. “Iya, Pa.. Janganlah lupa STNK-nya ya, Pa, ” kata Ricky. 


Besok paginya, Ricky serta Detty telah bersiap pergi ke Garut untuk merampungkan problem keluarga mereka itu. Singkat narasi, mereka telah tiba di kota Garut. Dengan selekasnya Detty mengurusikan problem yang dihadapi dengan satu lembaga. Mendekati tengah hari, Detty tampak keluar dari kantor lembaga yang disebut dengan muka cerah. 


“Ayo kita pulang, Ki…” ajak Detty pada Ricky yang menanti di looby kantor. 


Lantas dengan menggandeng tangan keponakannya itu, Detty dengan senang mengambil langkah menuju tempat parkir. 


“Eh, kita kita makan siang dahulu, Rik.. Tante lapar nih, ” kata Detty. “Sama.. Ricky juga lapar nih. Makan di mana, tante? ” kata Ricky. “Dimana nikmatnya, ya..?? ” kata Detty sembari memandang Ricky. “Ah, begini saja… sekalian lelah, sekalian satu arah jalan pulang ke Bandung, kita ke Cipanas saja, Ki…” kata Detty. “Memangnya tante ingin mandi air panas? ” kata Ricky sembari menghidupkan motornya. “Tidak… namun kan tempat makan di sana lumayan bagus.. Dapat sembari istirahat, ” kata Detty sembari naik ke atas motor. 


Merekapun selekasnya pergi meninggalkan tempat itu menuju Cipanas Garut. Sesampai di Cipanas, mereka selekasnya pesan makanan. 


“Mm.. Lumayan enak, ya…” kata Detty sembari selalu kunyah makanannya. “Iya tante…” kata Ricky. “Juga saya sukai tempat makan ini karna dimuka kita ada kolam renangnya…” kata Ricky. “Yee.. Nakal juga ya mata anda liatin paha perempuan…” kata Detty sembari tersenyum. Ricky tertawa lebar. “Ya lumayanlah.. Iseng-iseng berhadiah…” kata Ricky. Saat ini Detty yang tertawa lebar. “Memangnya anda saksikan wanita yang berenang, sukai saksikan apa? ” bertanya Detty. 


Ricky tersenyum, tidak menjawab pertanyaan Detty. 


“Jawab dong…” kata Detty sembari kakinya menendang perlahan kaki Ricky. “Ya saksikan yang serba terbuka dong, tante…” kata Ricky cuek. “Dasar nakal! ” kata Detty sembari kembali menendang perlahan kaki Ricky. Ricky tersenyum.. “Wanita dengan body seperti apa yang anda sukai, Ki? ” bertanya Detty.


Ricky tak menjawab, hanya menatap mata Detty sambil tetap mengunyah makanannya.


“Tidak usah malu dengan tante deh, Ki.. Bicara bebas saja dengan tante,” kate Detty.“Saya suka wanita dengan tubuh bagus seperti wanita itu tuh…” kata Ricky sambil menunjuk seorang wanita muda yang sedang berenang. Tubuhnya memang bagus dan mulus.“Bagus amat selera kamu,” kata Detty sambil tersenyum.“Kalau dengan wanita yang sudah berumur, bagaimana?” kata Detty sambil menatap Ricky.“Mm.. Saya tidak tahu,” kata Ricky sambil tetap mengunyah makanannya.“Saya belum pernah melihat tubuh wanita yang sudah berumur…” kata Ricky lagi cuek. Detty diam.“Kalau menurut kamu, tante masih menarik tidak?” kata Detty serius.


Ricky diam sambil menatap Detty.


“Ayolah jawab jujur, Ki.. Biar tante tahu kekurangan tante apa…” kata Detty lagi.


Ricky tetap diam sambil menatap mata Detty.“Tante sangat cantik.. Tubuh tante dari luar lumayan bagus…” kata Ricky serius. Detty terdiam.“Maksud kamu dengan lumayan bagus apa?” tanya Detty lagi.“Saya suka cara berpakaian tante. Modis. Itu sangat menarik,” kata Ricky. Detty tersenyum.“Kalau body tante?” tanya Detty lagi.“Saya tidak tahu karena belum pernah lihat tubuh tante…” kata Ricky cuek.


Detty terdiam sambil lama menatap keponakannya itu..


“Kalau kamu sidah lihat body tante, kamu mau kan meberikan penilaian kamu dengan jujur?” tanya Detty.“Ah, tante jangan bercanda.. Tidak mungkinlah…” kata Ricky sambil menghabiskan sisa makanannya di piring lalu minum. Detty tersenyum.“Kita berendam air panas, yuk.. Sekalian mengistirahatkan badan..?” kata Detty mengagetkan perasaan Ricky.“Ha! Tidak salah dengar nih? Masa sih kita berendam bersama? Malu dong…” kata Ricky sambil menatap Detty.“Tidak usah malu dong, Ki.. Kita kan masih saudara. Lagian biar kamu bisa lihat body tante…” kata Detty ringan.“Kamu nanti harus beritahu tante pendapat kamu tentang body tante…” kata Detty.“Memangnya kita mau ngapain di dalam sana? Kan cuma berendam saja.. Yuk, ah…” kata Detty sambil bangkit lalu menarik tangan Ricky. Ricky serba salah. Tapi akhirnya Ricky menuruti kemauan Detty.


Sesampai di dalam ruangan berendam air panas, Detty tanpa ragu segera melepas seluruh pakaiannya sampai telanjang. Sementara Ricky hampir tak berkedip menatap tubuh telanjang Detty yang masih bagus walau sudah agak berumur.


“Ayo, Ki.. Buka pakaian kamu! Kita berendam bersama…” kata Detty.


Rickypun dengan malu-malu segera melepas pakaiannya.. Apalagi ketika tinggal celana dalam yang harus dibukanya. Ricky tampak malu.


“Yee.. Cepatlah buka dan masuk sini! Apakah harus tante yang bukain celana dalam kamu?” kata Detty sambil tersenyum.“Sebentar dong…” kata Ricky sambil melepas celana dalamnya.


Ricky menutupi kontolnya yang masih sedikit ditumbuhi bulu dengan tangan, lalu masuk ke tempat berendam.


“Tidak usah malu begitu, Ki.. Biasa sajalah…” kata Detty sambil tersenyum.“Iya tante…” kata Ricky sambil melepas tangannya yang menutupi kontol, lalu dia bersandar ke tepi kolam.“Nah bagaimana body tante menurut kamu?” tanya Detty.“Tubuh tante bagus…” kata Ricky pendek.“Bagus kenapa?” tanya Detty lagi.“Tubuh tante putih mulus.. Buah dada cukup besar.. Ramping…” kata Ricky sambil matanya turun melihat memek Detty yang ditumbuhi bulu yang tidak terlalu banyak.


Detty diam saja sambil menatap Ricky. Dibiarkannya mata keponakannya menjelajahi seluruh tubuh telanjangnya.


“Lalu apa lagi?” tanya Detty. Ricky tak menjawab.“Saya menyukai tubuh tante.. Sexy..” kata Ricky. Detty tersenyum lebar.“Kamu pernah memegang tubuh wanita?” tanya Detty.“Belum.. Belum pernah…” kata Ricky sambil menatap Detty.


Detty kembali tersenyum sambil menghampiri Ricky. Hati Ricky jadi berdebar keras.. Tangan Detty lalu meraih tangan Ricky. Dibimbingnya tangan Ricky untuk menjamah buah dadanya.


“Ayo peganglah…” kata Detty.


Ricky dengan agak ragu memegang buah dada Detty. Dielusnya gundukan daging putih di dada Detty, lama-lama diremasnya buah dada Detty dengan pelan. Telunjuk Ricky mulai memainkan puting susu Detty. Detty tersenyum sambil merasakan desiran nikmat yang terasa di buah dadanya. Tak kuat menahan rasa yang ada, Detty lalu mencium bibir Ricky dengan hangat. Tangan Detty segera turun ke badan Ricky dan langsung memegang dan meremas kontol Ricky. Ricky seperti merasakan ada aliran setrum pada tubuhnya..


Tubuhnya bergetar sambil merasakan nikmatnya di remas kontol. Tanpa ragu lagi dibalasnya ciuman Detty dengan hangat pula. Tanga Ricky yang satu lagi mulai berani menyusuri tubuh Detty. Ketika mencapai pantat Detty, tangannya segera meremas pantat Detty yang bulat padat.. Kemudian segera tangannya berpindah ke depan.. Memek Detty diusap dan dielus. Jarinya segera menyusuri belahan memek Detty..


“Mmhh…” desah Detty sambil terus memagut bibir Ricky. Tak lama..“Naik ke atas, Ki…” kata Detty.“Duduk di pinggir kolam sini…” kata Detty lagi.


Ricky menurut. Segera dia naik ke pinggiran kolan, lalu duduk di pinggirannya. Detty langsung memegang kontol Ricky, lalu dikocoknya perlahan. Mata Ricky terpejam menahan nikmat. Tak lama mulut Detty segera melahap dan mengulum kontol Ricky sambil terus dikocok.


“Ohh.. Tantee.. Mmhh,” desah Ricky sambil memegang kepala Detty.


Pinggul Rickky bergerak mengikuti hisapan dan jilatan Detty pada kontolnya. Setelah hampir beberapa belas menit Ricky diberi kenikmatan oleh mulut Detty.


Detty lalu berkata,” Gantian, Ki.. Jilatin tante, ya..”


Ricky mengangguk dengan nafsu yang semakin besar. Detty segera keluar dari kolam lalu duduk di pinggi kolam. Kakinya dibuka lebar. Ricky lalu turun ke kolam, kemudian tak lama lidahnya sudah bermain di belahan memek Detty.


“Ohh.. Oohh.. Aahh…” desah Detty menahan nikmat. Pinggulnya sedikit bergoyang.“Teruss, Kii…” desahnya lagi sambil matanya terpejam.“Jilati ininya, Ki…” katqa Detty sambil jarinya mengusap kelentitnya. Lidah Ricky segera menjilati bagian itu.“Ohh…” desah Detty agak keras.


Setelah beberapa menit..


“Ki, naik sini…” kata Detty sambil menelentangkan tubuhnya di lantai.


Kakinya mengangkang lebar. Ricky lalu keluar dari kolam., Kontolnya sudah sangat tegak dan keras.


“Cepat masukin sini, Ki.. Setubuhi tante…” kata Detty.


Ricky tanpa banyak cerita langsung mengangkangi tubuh Detty. Diarahkan kontolnya ke belahan memek Detty. Tangan Detty segera memegang dan menuntun kontol Ricky ke arah lubang memeknya.


“Tekan dan masukkan pelan-pelan, Ki…” bisik Detty.


Rickypun segera melakukan apa yang diminta Detty. Tak lama, bless.. Ricky merasakan suatu sensasi kenikmatan yang sangat luar biasa ketika kontolnya masuk ke memek Detty.


“Ohh…” desah Ricky.


Lalu dipompanya kontol keluar dan ke dalam memek Detty.


“Ohh.. Ohh…” keduanya mendesah bersamaan.“Enak, Ki..?” bisik Detty.“Enak sekali tante…” bisik Ricky sambil mengecup bibir Detty.


Setelah beberapa lama..


“Lutut saya sakit, tante…” kata Ricky sambil menghentikan gerakannya, sementara kontolnya masih menancap di dalam memek Detty.“Kena lantai, ya?” kata Detty. Ricky mengangguk.“Kita sambil berdiri saya, Ki…” kata Detty.


Ricky segera mencabut kontolnya lalu berdiri. Detty juga segera bangkit lalu bersender ke dinding ruangan.


“Masukan kontol kamu, Ki…” kata Detty sambil mengangkat salah satu kakinya agar kontol Ricky mudah masuk.


Rickypun segera memasukkan kontolnya. Setelah kontol Ricky masuk memeknya, Detty menurunkan kakinya lalau berdiri dengan agak berjinjit mengimbangi tinggi tubuh Ricky. Ricky langsung mengeluarmasukkan kontolnya ke memek Detty.


“Ohh.. Enak sekali, Kii…” desah Detty. Detty menggerakan pinggulnya mengimbangi gerakan kontol Ricky. Dengan saling berpelukan mereka terus bersetubuh, sampai akhirnya tubuh Ricky mengejang, gerakannya makin cepat.. Setelah itu kontol Ricky didesakan ke memek Detty semakin dalam. Lalu.. Crott! Croott! Croott! Air mani Ricky tumpah di dalam memek Detty. Tubuh Ricky bergetar keras menahan nikmat.


“Ohh.. Tantee.. Nikmaatt…” desah Ricky sambil memeluk Detty erat, sementara kontolnya masih menancap di memek Detty.


Setelah kembali berendam untuk membersihkan diri, lalu berpakaian, mereka segera pulang ke Bandung. Di sepanjang jalan pulang, Detty dengan erat memeluk tubuh Ricky sambil sesekali tangannya memegang dan meremas kontol Ricky.


“Kamu hebat, Ki…” kata Detty.“Kapan kita bisa begituan lagi, tante?” tanya Ricky.“Kapan saja…” kata Detty sambil tersenyum lalu memeluk tubuh Ricky erat di atas motor.


Begitulah, entah sudah berapa puluh kali Detty telah bersetubuh dengan Ricky. Baik di rumah, di motel, dimanapun tiap ada kesempatan. Sampai suatu saat.. Sebetulnya pihak keluarga sudah sering mendengar kabar dari orang kalau Detty sangat akrab dengan Ricky, bahkan terlalu akrab. Bahkan ada yang bilang banyak yang melihat mereka keluar dari motel. Tapi keluarga tetap diam karena tidak ada bukti. Pernah mereka berdua ditanya oleh keluarga mengenai berita yang keluarga dengar dari orang, tapi mereka berdua dengan keras membantah..


Dalam suatu kesempatan, di suatu motel di pusat kota Bandung, Detty dan Ricky sedang asyik memacu birahi.. Saling cium, saling jilat, saling raba, saling remas, saling hisap.. Kontol Ricky keluar masuk memek Detty memberikan sensasi kenikmatan buat keduanya. Desahan dan jeritan kecil tanda kenikamatan kerap keluar dari mulut kedua orang yang masih terikat saudara itu.


Tiba-tiba ditengah kenikmatan yang sedang mereka rasakan terdengar suara pintu motel diketuk. Lama-lama terdengar makin keras.. Lalu mereka berdua berpakaian. Ketika pintu dibuka.. Irwan, Marwan, dan Ismu berdiri di depan pintu dengan wajah sangat buas. Tanpa banyak bicara Ricky langsung dipukuli oleh Irwan sampai babak belur tanpa ampun. Demikian juga dengan Detty, Marwan menyiksanya dengan penuh amarah. Teriakan minta ampun keduanya sudah tidak dihiraukan lagi.. Sampai akhirnya.. Marwan menceraikan Detty. Sedangkan Ricky sejak kejadian itu meninggalkan rumah sampai sekarang..

Kurasakan sodokan bapak Lubang vaginaku merasa penuh

Kurasakan sodokan bapak Lubang vaginaku  merasa penuh Saya yaitu anak tunggal. Ibuku yaitu seseorang wanita yang disiplin serta agak keras sedang ayahku kebalikannya bahkan juga dapat disebutkan kalau bapak dibawah bendera ibu. Dapat disebutkan ibulah yang lebih mengatur segala-galanya dalam keluarga. Tetapi, meskipun ibu keras, diluar rumah saya termasuk juga cewek bandel serta seringkali bebrapa ganti pacar, pastinya tanpa ada sepengetahuan ibuku. Namun satu waktu, ketika saya duduk di kelas 2 SMA, ibuku pergi berkunjung ke nenek yang sakit di kampung. Dia juga akan tinggal disana sepanjang 2 minggu. Hatiku bersorak. Saya juga akan dapat bebas dirumah. Tidak juga akan ada yang memaksa-maksa untuk belajar. Saya juga bebas pulang sore. Bila Bapak, yah.. dia senantiasa kerja hingga nyaris malam. 
Kurasakan sodokan bapak Lubang vaginaku  merasa penuh


Pulang sekolah, saya mengajak pacarku, Anton, ke rumah. Saya beberapa kali sudah membuat hubungan kelamin dengannya. Namun hubungan itu tidak sempat benar-benar nikmat. Senantiasa dikerjakan cepat-cepat hingga saya tidak sempat orgasme. Saya penasaran, bagaimana sich enaknya orgasme? 


Singkat narasi, saya serta Anton telah ada di ruangan tengah. Kami terasa bebas. Jam masih tetap tunjukkan angka 3 : 00 sedang bapak senantiasa pulang jam enam lewat. So, cukup saat untuk memuaskan berahi. Kami duduk di sofa. Anton dengan selekasnya melumat bibirku. Kurasakan hangatnya bibirnya. “Ah.. ” kurangkul tanganku ke lehernya. Ciumannya makin dalam. Saat ini lidahnya yang mempermainkan lidahku. Tangannya juga mulai bermain di ke-2 bukitku. Saya betul-betul terangsang. Saya telah dapat rasakan kalau vaginaku telah mulai basah. Selekasnya kujulurkan tanganku ke perut bawahnya. Saya rasakan kalau daerah itu telah bengkak serta keras. Kucoba buka reitsleting celananya namun agak sulit. Dengan selekasnya Anton membukakannya untukku. Seperti tidak menginginkan menghabiskan waktu, dengan berbarengan, saya juga buka baju sekolahku sekalian BH-ku namun tanpa ada mengalihkan perhatianku pada Anton. Kulihat selekasnya setelah CD Anton terlepas, senjatanya telah tegang, siap berperang. 


Kami berpelukan sekali lagi. Kesempatan ini, tanganku bebas memegang burungnya. Tidak demikian besar, namun cukup keras serta berdiri dengan tegangnya. Kuelus-elus sesaat. Ke-2 telurnya yang dibungkus kulit yang begitu lembut, benar-benar menyebabkan sensasi sendiri waktu kuraba dengan lembut. Penisnya kemerah-merahan, dengan kepala seperti topi baja. Di ujungnya berlubang. Kukuakkan lubang kecil itu, lantas kujulurkan ujung lidahku kedalam. Anton melenguh. Expresi berwajah membuatku makin bergairah. “Ah.. ” kumasukkan saja batang itu ke mulutku. Anton melepas celana dalamku lantas mempermainkan vaginaku dengan jarinya. Merasa sentuhan jarinya di antara ke-2 bibir kemaluanku. Dikilik-kiliknya klitorisku. Saya semakin bernafsu. Kuhisap batangnya. Kujilati kepala penisnya, sembari tanganku mempermainkan telurnya dengan lembut. Terkadang kugigit kulit telurnya dengan lembut. 


“Nit, geser di lantai saja yuk, lebih bebas! ” Tanpa ada menanti jawabanku, dia telah menggendongku serta membaringkanku di lantai berkarpet tidak tipis serta bersih. Dibukanya rok abu-abuku, yang tinggal hanya satu menempel di badanku, demikian pula bajunya. Saat ini saya serta dia benar-benar bugil. Saya semakin suka pada situasi ini. Kutunggu, apa yang juga akan dikerjakannya setelah itu. Nyatanya Anton naik ke atas badanku dengan tempat terbalik, 69. Dikangkangkannya pahaku. Setelah itu yang kurasakan yaitu jilatan-jilatan lidahnya yang panas di permukaan vaginaku. Bukanlah itu saja, klitorisku dihisapnya, kadang-kadang lidahnya ditenggelamkannya ke lubangku. Sesaat batangnya tetaplah kuhisap. Saya telah tidak tahan sekali lagi. 


“Ton, mari masukin saja. ” “Sebentar sekali lagi Nitt. ” “Ah.. saya tidak tahan sekali lagi, saya ingin batangmu, please! ” Anton memutar haluan. Digosok-gosokannya kepala penisnya sebentar kemarin.. “Bless.. ” batang itu masuk dengan mantap. Tidak butuh diolesi ludah untuk membuat lancar, vaginaku telah banjir. Amboy, sangat nikmat. Disodok-sodok, maju mundur.. maju mundur. Saya tidak tinggal diam. Kugoyang-goyang juga pantatku. Terkadang kakiku kulingkarkan ke pinggangnya. Mendadak, “Ah.. saya keluar.. ” Dicabutnya penisnya serta spermanya berceceran diatas perutku. “Shit! Sama juga, saya belum juga senang, dia telah muntah, ” rungutku dalam hati. Namun saya berfikir, “Ah, tidak kenapa, sesi ke-2 tentu ada. ” Sangkaanku meleset. Anton kenakan pakaian. “Nit, sorry yah.. saya baru ingat. Hari ini rupanya saya mesti latihan band, telah agak telat nih, ” dia kenakan pakaian dengan cepat-cepat. Saya benar-benar kecewa. “Kurang ajar anak ini. Basic egois, emangnya saya lonte, hanya memuaskan anda saja. ” Saya benar-benar kecewa serta berjanji dalam hati tidak juga akan ingin main sekali lagi dengannya. Karna jengkel, kubiarkan dia pergi. Saya berbaring saja di sofa, tanpa ada memedulikan kepergiannya, bahkan juga saya berbaring dengan membelakanginya, wajahku kuarahkan ke sandaran sofa. 


Lalu saya mendengar nada langkah mendekat. “Ngapain sekali lagi si kurang ajar ini kembali, ” fikirku. Namun saya menempatkan style cuek. Kurasakan pundakku dicolek. Saya tetaplah cuek. “Nita! ” Oh.. ini bukanlah nada Anton. Saya seperti disambar petir. Saya masih tetap telanjang bulat. “Ayah! ” saya benar-benar ketakutan, malu, kuatir, pokoknya nyaris mati. “Dasar bedebah, rupanya anda telah umum main begituan yah. Janganlah menyanggah. Bapak saksikan anda bersetubuh dengan lelaki itu. Agar kamu paham.kamu mengerti, ini mesti dilaporkan sama ibumu. ” Saya semakin ketakutan, kupeluk lutut ayahku, “Yah.. janganlah Yah, saya ingin dihukum apa sajakah, asal janganlah diberitahu sama orang yang lain terlebih Ibu, ” saya menangis memohon. 


Mendadak, bapak mengangkatku ke sofa. Kulihat berwajah semakin melembut. “Nit, Bapak tahu anda tidak senang baru saja. Saat Bapak masuk, Bapak dengar bebrapa nada desahan aneh, jadi Bapak jalan bebrapa perlahan saja, serta Bapak saksikan dari balik pintu, anda tengah dientoti lelaki itu, jadi Bapak intip saja hingga siap mainnya. ” Saya diam saja tidak menyahut. “Nit, bila anda ingin Bapak puasin, jadi rahasiamu tidak juga akan terbongkar. ” “Sungguh? ” Bapak tidak menjawab, namun mulutnya telah mencium susuku. Dijilatinya permukaan payudaraku, digigitnya bebrapa perlahan putingku. Sesaat tangannya telah menelusuri sisi bawahku yang masih tetap basah. Bapak selekasnya buka pakaiannya. Segera semuanya. Saya terperanjat. Kulihat penis ayahku jauh semakin besar, tambah lebih panjang dari penis si Anton. Tidak tahu saya berapakah ukurannya, yang pasti panjang, besar, mendongak, keras, hitam, berurat, berbulu lebat. Bahkan juga pada pusat serta kemaluannya juga berbulu halus. Lain benar dengan Anton. Lihat ini saja saya telah bergetar. 


Lalu Saya didudukkannya di sofa. Pahaku dibukanya lebar-lebar. Dia berlutut dihadapanku lantas kepalanya ada di antara ke-2 pangkal pahaku. Mendadak lidah hangat telah menggesek kedalam vaginaku. Aduh, lidah ayahku menjilati vaginaku. Dia menjilat lebih lihai, lebih lembut. Jilatannya dari bawah ke atas berkali-kali. Terkadang cuma klitorisku saja yang dijilatinya. Dihisapinya, bahkan juga digigit-gigit kecil. Dijilati sekali lagi. Dijilati sekali lagi. “Oh.. oh.. enak, Yah di situ Yah, enak, nikmat Yah, ” tanpa ada sadar, saya tidak malu sekali lagi mendesah jorok demikian dihadapan ayahku. Bapak “memakan” vaginaku cukup lama. Mendadak, saya rasakan nikmat yang begitu dahsyat, yang tidak sempat kumiliki terlebih dulu. 


“Oh.. begini rupanya orgasme, enaknya, ” saya mendadak terasa lemas. Bapak mungkin saja tahu bila saya telah orgasme, jadi dihentikannya menjilat lubang kewanitaanku. Saat ini dia berdiri, pas dihadapan hidungku, penisnya yang besar itu menengadah. Dengan tempat, bapak berdiri serta saya duduk di sofa, kumasukkan batang ayahku ke mulutku. Kuhisap, kujilat serta kugigit perlahan. Kusedot serta kuhisap sekali lagi. Demikian kulakukan berkali-kali. Bapak turut menggoyangkan pantatnya, hingga batangnya kadang-kadang masuk sangat dalam, hingga dapat kurasakan kepala penisnya menyentuh kerongkonganku. Saya kembali begitu bergairah rasakan keras serta besarnya batang itu didalam mulutku. Saya menginginkan selekasnya bapak masuk lubangku, namun saya malu memohonnya. Lubangku telah benar-benar menginginkan “menelan” batang yang besar serta panjang. Mendadak bapak menyeruhku berdiri. “Mau main berdiri ini, ” fikirku. Rupanya tidak. Bapak berbaring di sofa serta mengangkatku ke atasnya. “Masukkan Nit! ” tutur Bapak. Kuraih batang itu lantas kuarahkan ke vaginaku. Ah.. sedikit sakit serta agak sulit masuknya, namun bapak menyodokkan pantatnya ke depan. “Aduh bebrapa perlahan, Bapak. ” Lantas berhenti sesaat, namun batang itu telah terbenam 1/2 karena sodokan bapak barusan. Kugoyang perlahan-lahan. Dengan perlahan-lahan juga batang itu makin masuk serta makin masuk. Ajaibnya makin masuk, makin nikmat. Lubang vaginaku benar-benar merasa penuh. Nikmat rasa-rasanya. Karna dikuasai nafsu, rasa maluku telah hilang. Kusetubuhi ayahku dengan rakus. Ekspresi ayahku semakin menaikkan nafsuku. Remasan tangan ayahku di ke-2 payudaraku makin menyebabkan rasa nikmat. Kogoyang pantatku dengan irama keras serta cepat. 


Mendadak, saya ingin orgasme, namun bapak berkata, “Stop! Kita ganti tempat. Anda nungging dahulu. ” “Mau apa ini? ” fikirku. Mendadak kurasakan gesekan kepala penis di permukaan lubangku lalu.. “Bless.. ” batang itu masuk ke lubangku. Yang begini belum juga sempat kurasakan. Anton tidak sempat memperlakukanku begini, demikian halnya Muklis, lelaki yang ambil perawanku. Namun yang begini ini rasa-rasanya selangit. Tidak terkatakan enaknya. Hujaman-hujaman batang itu merasa menggesek semua liang kewanitaanku, bahkan juga hantaman kepala penis itupun merasa mengenai basic vaginaku, yang membuatku terasa makin nikmat. Kurasakan sodokan bapak semakin keras serta semakin cepat. Perasaan yang kudapat juga semakin lama semakin nikmat. Semakin nikmat, semakin nikmat, serta semakin nikmat.





Tiba-tiba, “Auh..oh.. oh..!” kenikmatan itu meladak. Aku orgasme untuk yang kedua kalinya. Hentakan ayah makin cepat saja, tiba-tiba kudengar desahan panjangnya. Seiring dengan itu dicabutnya penisnya dari lubang vaginaku. Dengan gerakan cepat, ayah sudah berada di depanku. Disodorkannya batangnya ke mulutku. Dengan cepat kutangkap, kukulum dan kumaju-mundurkan mulutku dengan cepat. Tiba-tiba kurasakan semburan sperma panas di dalam mulutku. Aku tak peduli. Terus kuhisap dan kuhisap. Sebagian sperma tertelan olehku, sebagian lagi kukeluarkan, lalu jatuh dan meleleh memenuhi daguku. Ayah memelukku dan menciumku, “Nit, kapan-kapan, kalau nggak ada Mama, kita main lagi yah.” Aku tak menjawab. Sebagai jawaban, aku menggelayut dalam pelukan ayahku. Yang jelas aku pasti mau. Dengan pacarku aku tak pernah merasakan orgasme. Dengan ayah, sekali main orgasme dua kali. Siapa yang mau menolak?


Sesudah itu asal ada kesempatan, kami melakukannya lagi. Sementara mama masih sering marah, dengan nada tinggi, berusaha mengajarkan disiplin. Biasanya aku diam saja, pura-pura patuh. Padahal suaminya, yang menjadi ayahku itu, sering kugeluti dan kunikmati. Beginilah kisah permainanku dengan ayahku yang pendiam, tetapi sangat pintar di atas ranjang.

vaginaku terasa makin nikmat batang itu masuk ke lubangku

 Cerita Suster vaginaku terasa makin nikmat batang itu masuk ke lubangku Saya yaitu anak tunggal. Ibuku yaitu seseorang wanita yang disiplin serta agak keras sedang ayahku kebalikannya bahkan juga dapat disebutkan kalau bapak dibawah bendera ibu. Dapat disebutkan ibulah yang lebih mengatur segala-galanya dalam keluarga. Tetapi, meskipun ibu keras, diluar rumah saya termasuk juga cewek bandel serta seringkali bebrapa ganti pacar, pastinya tanpa ada sepengetahuan ibuku. Namun satu waktu, ketika saya duduk di kelas 2 SMA, ibuku pergi berkunjung ke nenek yang sakit di kampung. Dia juga akan tinggal disana sepanjang 2 minggu. Hatiku bersorak. Saya juga akan dapat bebas dirumah. Tidak juga akan ada yang memaksa-maksa untuk belajar. Saya juga bebas pulang sore. Bila Bapak, yah.. dia senantiasa kerja hingga nyaris malam. 
vaginaku terasa makin nikmat batang itu masuk ke lubangku


Pulang sekolah, saya mengajak pacarku, Anton, ke rumah. Saya beberapa kali sudah membuat hubungan kelamin dengannya. Namun hubungan itu tidak sempat benar-benar nikmat. Senantiasa dikerjakan cepat-cepat hingga saya tidak sempat orgasme. Saya penasaran, bagaimana sich enaknya orgasme? 


Singkat narasi, saya serta Anton telah ada di ruangan tengah. Kami terasa bebas. Jam masih tetap tunjukkan angka 3 : 00 sedang bapak senantiasa pulang jam enam lewat. So, cukup saat untuk memuaskan berahi. Kami duduk di sofa. Anton dengan selekasnya melumat bibirku. Kurasakan hangatnya bibirnya. “Ah.. ” kurangkul tanganku ke lehernya. Ciumannya makin dalam. Saat ini lidahnya yang mempermainkan lidahku. Tangannya juga mulai bermain di ke-2 bukitku. Saya betul-betul terangsang. Saya telah dapat rasakan kalau vaginaku telah mulai basah. Selekasnya kujulurkan tanganku ke perut bawahnya. Saya rasakan kalau daerah itu telah bengkak serta keras. Kucoba buka reitsleting celananya namun agak sulit. Dengan selekasnya Anton membukakannya untukku. Seperti tidak menginginkan menghabiskan waktu, dengan berbarengan, saya juga buka baju sekolahku sekalian BH-ku namun tanpa ada mengalihkan perhatianku pada Anton. Kulihat selekasnya setelah CD Anton terlepas, senjatanya telah tegang, siap berperang. 


Kami berpelukan sekali lagi. Kesempatan ini, tanganku bebas memegang burungnya. Tidak demikian besar, namun cukup keras serta berdiri dengan tegangnya. Kuelus-elus sesaat. Ke-2 telurnya yang dibungkus kulit yang begitu lembut, benar-benar menyebabkan sensasi sendiri waktu kuraba dengan lembut. Penisnya kemerah-merahan, dengan kepala seperti topi baja. Di ujungnya berlubang. Kukuakkan lubang kecil itu, lantas kujulurkan ujung lidahku kedalam. Anton melenguh. Expresi berwajah membuatku makin bergairah. “Ah.. ” kumasukkan saja batang itu ke mulutku. Anton melepas celana dalamku lantas mempermainkan vaginaku dengan jarinya. Merasa sentuhan jarinya di antara ke-2 bibir kemaluanku. Dikilik-kiliknya klitorisku. Saya semakin bernafsu. Kuhisap batangnya. Kujilati kepala penisnya, sembari tanganku mempermainkan telurnya dengan lembut. Terkadang kugigit kulit telurnya dengan lembut. 


“Nit, geser di lantai saja yuk, lebih bebas! ”Tanpa menanti jawabanku, dia telah menggendongku serta membaringkanku di lantai berkarpet tidak tipis serta bersih. Dibukanya rok abu-abuku, yang tinggal hanya satu menempel di badanku, demikian pula bajunya. Saat ini saya serta dia benar-benar bugil. Saya semakin suka pada situasi ini. Kutunggu, apa yang juga akan dikerjakannya setelah itu. Nyatanya Anton naik ke atas badanku dengan tempat terbalik, 69. Dikangkangkannya pahaku. Setelah itu yang kurasakan yaitu jilatan-jilatan lidahnya yang panas di permukaan vaginaku. Bukanlah itu saja, klitorisku dihisapnya, kadang-kadang lidahnya ditenggelamkannya ke lubangku. Sesaat batangnya tetaplah kuhisap. Saya telah tidak tahan sekali lagi. 


“Ton, mari masukin saja. ”“Sebentar sekali lagi Nitt. ”“Ah.. saya tidak tahan sekali lagi, saya ingin batangmu, please! ”Anton memutar haluan. Digosok-gosokannya kepala penisnya sebentar kemarin.. “Bless.. ” batang itu masuk dengan mantap. Tidak butuh diolesi ludah untuk membuat lancar, vaginaku telah banjir. Amboy, sangat nikmat. Disodok-sodok, maju mundur.. maju mundur. Saya tidak tinggal diam. Kugoyang-goyang juga pantatku. Terkadang kakiku kulingkarkan ke pinggangnya. 


Mendadak, “Ah.. saya keluar.. ” Dicabutnya penisnya serta spermanya berceceran diatas perutku. “Shit! Sama juga, saya belum juga senang, dia telah muntah, ” rungutku dalam hati. Namun saya berfikir, “Ah, tidak kenapa, sesi ke-2 tentu ada. ”Dugaanku meleset. Anton kenakan pakaian. “Nit, sorry yah.. saya baru ingat. Hari ini rupanya saya mesti latihan band, telah agak telat nih, ” dia kenakan pakaian dengan cepat-cepat. Saya benar-benar kecewa. “Kurang ajar anak ini. Basic egois, emangnya saya lonte, hanya memuaskan anda saja. ”Aku benar-benar kecewa serta berjanji dalam hati tidak juga akan ingin main sekali lagi dengannya. Karna jengkel, kubiarkan dia pergi. Saya berbaring saja di sofa, tanpa ada memedulikan kepergiannya, bahkan juga saya berbaring dengan membelakanginya, wajahku kuarahkan ke sandaran sofa. 


Lalu saya mendengar nada langkah mendekat. “Ngapain sekali lagi si kurang ajar ini kembali, ” fikirku. Namun saya menempatkan style cuek. Kurasakan pundakku dicolek. Saya tetaplah cuek. “Nita! ”Oh.. ini bukanlah nada Anton. Saya seperti disambar petir. Saya masih tetap telanjang bulat. “Ayah! ” saya benar-benar ketakutan, malu, kuatir, pokoknya nyaris mati. “Dasar bedebah, rupanya anda telah umum main begituan yah. Janganlah menyanggah. Bapak saksikan anda bersetubuh dengan lelaki itu. Agar kamu paham.kamu mengerti, ini mesti dilaporkan sama ibumu. ”Aku semakin ketakutan, kupeluk lutut ayahku, “Yah.. janganlah Yah, saya ingin dihukum apa sajakah, asal janganlah diberitahu sama orang yang lain terlebih Ibu, ” saya menangis memohon. 


Mendadak, bapak mengangkatku ke sofa. Kulihat berwajah semakin melembut. “Nit, Bapak tahu anda tidak senang baru saja. Saat Bapak masuk, Bapak dengar bebrapa nada desahan aneh, jadi Bapak jalan bebrapa perlahan saja, serta Bapak saksikan dari balik pintu, anda tengah dientoti lelaki itu, jadi Bapak intip saja hingga siap mainnya. ”Aku diam saja tidak menyahut. “Nit, bila anda ingin Bapak puasin, jadi rahasiamu tidak juga akan terbongkar. ”“Sungguh? ”Ayah tidak menjawab, namun mulutnya telah mencium susuku. Dijilatinya permukaan payudaraku, digigitnya bebrapa perlahan putingku. Sesaat tangannya telah menelusuri sisi bawahku yang masih tetap basah. Bapak selekasnya buka pakaiannya. Segera semuanya. Saya terperanjat. Kulihat penis ayahku jauh semakin besar, tambah lebih panjang dari penis si Anton. Tidak tahu saya berapakah ukurannya, yang pasti panjang, besar, mendongak, keras, hitam, berurat, berbulu lebat. Bahkan juga pada pusat serta kemaluannya juga berbulu halus. Lain benar dengan Anton. Lihat ini saja saya telah bergetar. 


Lalu Saya didudukkannya di sofa. Pahaku dibukanya lebar-lebar. Dia berlutut dihadapanku lantas kepalanya ada di antara ke-2 pangkal pahaku. Mendadak lidah hangat telah menggesek kedalam vaginaku. Aduh, lidah ayahku menjilati vaginaku. Dia menjilat lebih lihai, lebih lembut. Jilatannya dari bawah ke atas berkali-kali. Terkadang cuma klitorisku saja yang dijilatinya. Dihisapinya, bahkan juga digigit-gigit kecil. Dijilati sekali lagi. Dijilati sekali lagi. “Oh.. oh.. enak, Yah di situ Yah, enak, nikmat Yah, ” tanpa ada sadar, saya tidak malu sekali lagi mendesah jorok demikian dihadapan ayahku. Bapak “memakan” vaginaku cukup lama. Mendadak, saya rasakan nikmat yang begitu dahsyat, yang tidak sempat kumiliki terlebih dulu. 


“Oh.. begini rupanya orgasme, enaknya, ” saya mendadak terasa lemas. Bapak mungkin saja tahu bila saya telah orgasme, jadi dihentikannya menjilat lubang kewanitaanku. Saat ini dia berdiri, pas dihadapan hidungku, penisnya yang besar itu menengadah. Dengan tempat, bapak berdiri serta saya duduk di sofa, kumasukkan batang ayahku ke mulutku. Kuhisap, kujilat serta kugigit perlahan. Kusedot serta kuhisap sekali lagi. Demikian kulakukan berkali-kali. Bapak turut menggoyangkan pantatnya, hingga batangnya kadang-kadang masuk sangat dalam, hingga dapat kurasakan kepala penisnya menyentuh kerongkonganku. Saya kembali begitu bergairah rasakan keras serta besarnya batang itu didalam mulutku. Saya menginginkan selekasnya bapak masuk lubangku, namun saya malu memohonnya. Lubangku telah benar-benar menginginkan “menelan” batang yang besar serta panjang. 


Mendadak bapak menyeruhku berdiri. “Mau main berdiri ini, ” fikirku. Rupanya tidak. Bapak berbaring di sofa serta mengangkatku ke atasnya. “Masukkan Nit! ” tutur Bapak. Kuraih batang itu lantas kuarahkan ke vaginaku. Ah.. sedikit sakit serta agak sulit masuknya, namun bapak menyodokkan pantatnya ke depan. “Aduh bebrapa perlahan, Bapak. ”Lalu berhenti sesaat, namun batang itu telah terbenam 1/2 karena sodokan bapak barusan. Kugoyang perlahan-lahan. Dengan perlahan-lahan juga batang itu makin masuk serta makin masuk. Ajaibnya makin masuk, makin nikmat. Lubang vaginaku benar-benar merasa penuh. Nikmat rasa-rasanya. Karna dikuasai nafsu, rasa maluku telah hilang. Kusetubuhi ayahku dengan rakus. Ekspresi ayahku semakin menaikkan nafsuku. Remasan tangan ayahku di ke-2 payudaraku makin menyebabkan rasa nikmat. Kogoyang pantatku dengan irama keras serta cepat. 


Mendadak, saya ingin orgasme, namun bapak berkata, “Stop! Kita ganti tempat. Anda nungging dahulu. ”“Mau apa ini? ” fikirku. Mendadak kurasakan gesekan kepala penis di permukaan lubangku lalu.. “Bless.. ” batang itu masuk ke lubangku. Yang begini belum juga sempat kurasakan. Anton tidak sempat memperlakukanku begini, demikian halnya Muklis, lelaki yang ambil perawanku. Namun yang begini ini rasa-rasanya selangit. Tidak terkatakan enaknya. Hujaman-hujaman batang itu merasa menggesek semua liang kewanitaanku, bahkan juga hantaman kepala penis itupun merasa mengenai basic vaginaku, yang membuatku terasa makin nikmat. Kurasakan sodokan bapak semakin keras serta semakin cepat. Perasaan yang kudapat juga semakin lama semakin nikmat. Semakin nikmat, semakin nikmat, serta semakin nikmat.




Tiba-tiba, “Auh..oh.. oh..!” kenikmatan itu meladak. Aku orgasme untuk yang kedua kalinya. Hentakan ayah makin cepat saja, tiba-tiba kudengar desahan panjangnya. Seiring dengan itu dicabutnya penisnya dari lubang vaginaku. Dengan gerakan cepat, ayah sudah berada di depanku. Disodorkannya batangnya ke mulutku. Dengan cepat kutangkap, kukulum dan kumaju-mundurkan mulutku dengan cepat. Tiba-tiba kurasakan semburan sperma panas di dalam mulutku. Aku tak peduli. Terus kuhisap dan kuhisap. Sebagian sperma tertelan olehku, sebagian lagi kukeluarkan, lalu jatuh dan meleleh memenuhi daguku. Ayah memelukku dan menciumku, “Nit, kapan-kapan, kalau nggak ada Mama, kita main lagi yah.” Aku tak menjawab. Sebagai jawaban, aku menggelayut dalam pelukan ayahku. Yang jelas aku pasti mau. Dengan pacarku aku tak pernah merasakan orgasme. Dengan ayah, sekali main orgasme dua kali. Siapa yang mau menolak?


Sesudah itu asal ada kesempatan, kami melakukannya lagi. Sementara mama masih sering marah, dengan nada tinggi, berusaha mengajarkan disiplin. Biasanya aku diam saja, pura-pura patuh. Padahal suaminya, yang menjadi ayahku itu, sering kugeluti dan kunikmati. Beginilah kisah permainanku dengan ayahku yang pendiam, tetapi sangat pintar di atas ranjang.Anda Ingin Tau ALAT BANTU SEXYang Paling Di Buru 

Hampir 5 menit kunikmati vagina Sherry sudah sangat basah

Hampir 5 menit kunikmati vagina Sherry  sudah sangat basah Saya duduk di kelas 3 SMU sekarang ini. Namaku Nia, lengkapnya Lavenia, saya begitu populer di sekolah, rekan-rekan mengagumi akan juga akan kecanti
Hampir 5 menit kunikmati vagina Sherry  sudah sangat basah
kanku, terlebih cowok-cowok, yang seringkali mengusilli saya dengan menggoda, saya sich cuek saja, soalnya saya juga suka sich. Saya miliki satu “geng” di sekolah, Manda serta Lea yaitu rekan-rekan dekatku. Dimanapun saya pergi mereka seperti umumnya senantiasa ada.


Th. ajaran baru kesempatan ini telah tiba, banyak adik-adik kelas baru yang baru masuk kelas 1. Sherry Andhina, nama gadis itu, ia baru duduk di kelas 1, namun ia telah populer di sekolah ini. Bahkan juga ia dapat menyaingiku. Memanglah dia cantik, lebih cantik dari saya, kulitnya putih bersih tertangani, dengan muka agak kebule-bulean serta rambut sebahu, badannya bagus juga, sintal, serta sexy. Baru 2 bulan bersekolah, nama Sherry seringkali jadi bahan perbincangan cowok-cowok kelas 3 di kantin, ada yang naksir berat, bahkan juga terkadang mereka sukai sharing fantasi sex mereka mengenai Shery. Sherry tidak seperti saya, ia gadis pendiam yang tidak banyak tingkah. Mungkin saja itu yang buat golongan cowok tergila-gila kepadanya. 


Makin hari Sherry makin populer, keegoisanku keluar saat saat ini saya bukanlah sekali lagi jadi bahan perbincangan cowok-cowok. Kekesalanku juga mencapai puncak pada Sherry, pada akhirnya saya, Manda serta Lea berencana suatu hal, suatu hal untuk Sherry. Seperti saya, Sherry juga anggota cheerleaders sekolah, siang itu saya menggerakkan rencanaku, saya bohongi Sherry tidak untuk segera pulang sekolah nanti, karna juga akan ada latihan cheers yang mendadak, ia menampik, tetapi dengan semua usaha saya membujuknya hingga ia ingin. 


Sore itu, sekolah telah sepi, tersisa saya, Manda, Lea, Sherry serta 4 orang penjaga sekolah. Saya juga mulai menggerakkan gagasan ku. “Kak, hingga kapan Sherry harus nunggu di sini? ”“Udah tunggulah saja, sebentar sekali lagi!! ”Sherry mulai terlihat kuatir, ia mulai berprasangka buruk terhadapku. “Sudah beres Non” Tejo si penjaga sekolah melapor padaku. “Oke” jawabku. 


Gagasan ini telah kusiapkan dengan masak, hingga saya membayar 4 penjaga sekolah untuk ingin bekerja bersama denganku, bukanlah hal yang berat bagiku, saya anak orang kaya. “Ya telah, turut gue saat ini!! ” perintahku untuk Sherry. Dengan bebrapa sangsi, Sherry ikuti saya, Lea serta Manda. Kubawa ia ke ruangan berolahraga sekolah, tempat di mana kita umum latihan cheerleaders. 


Sherry menangis karna bentakan dari saya, Manda serta Lea, ia tampak ketakutan, namun kami selalu menekannya dengan psikologis, hingga ia menagis. “Sherry salah apa Kak? ” ia menangis terisak-isak. “Lo baru masuk sekolah 2 bulan saja telah banyak lagak, lo ingin nyaingin kita-kita yang senior? hormatin dong!! ” bentakku“Nggak kok Kak, Sherry tidak begitu”“Nggak apaan? Tidak usah ngebantah deh, Lo ingin nyaingin kita-kita kan?! ” Lea memberikan bentakanku. 


Sesudah senang membentak-bentak Sherry, saya berikan tanda pada Manda. Selang beberapa saat 4 penjaga sekolah yang telah kuajak bekerja bersama itu masuk ke ruangan berolahraga, mereka yaitu Tejo, Andre, Lodi serta Seto. Dari barusan mereka telah kusuruh menuggu diluar. Sherry waktu itu terperanjat serta begitu ketakutan. “He.. he.. he.. inilah Non Sherry yang ngetop itu” Seto berujar sembari tersenyum menyeringai. “Cantik banget, sexy sekali lagi.. ” lebih tejo. Sherry gemetaran ia tampak begitu takut. “Sikat saja tuch!! ” perintahku pada 4 pria itu. “Oke, sip bos!! He.. he.. he.. ” Tejo menyeringai. 


Manda yang dari barusan diam mulai mempersiapkan satu camera handycam yang memanglah sisi dari rencanaku. Seto mencengkram tangan kanan Sherry, sesaat Lodi mencengkram tangan kirinya. Badan Sherry mereka seret ke atas satu meja sekolah. Sherry tampak begitu ketakutan ia juga menangis sembari menjerit-jerit minta tolong. “Gue duluan ya” Tejo mendekati Sherry. 


Saya cuma tersenyum lihat kondisi Sherry saat ini, saya senang lihat ia ketakutan. “Mau apa Pak? Tolong saya, ampun Pak? ” Sherry memohon ampun. Namun Tejo telah tidak peduli sekali lagi dengan permintaan Sherry, ia telah dibakar oleh nafsu. Perlahan-lahan Tejo mendaratkan tangannya menyentuh payudara Sherry, Sherry menjerit ketakutan. Tanpa ada mempedulikan teriakan Sherry, Tejo meremas-remas payudara Sherry perlahan. “Yang kenceng Jo!! ” perintahku. Tejo mengeraskan cengkramannya di buah dada Sherry. Sherry berteriak, ia terlihat kesakitan, serta saya juga begitu nikmati ekspresi muka Sherry waktu itu. Dipenuhi nafsu yang membara, Tejo buka seragam SMU sherry kancing untuk kancing hingga payudara Sherry yang tertutup BH tampak. 


“Gila!! Seksi banget nih toket, putih banget!! ” sahut Tejo sembari tertawa senang. Perlahan-lahan Tejo menyentuh kulit payudara Sherry, Sherry juga tampak gemetaran. “Tolong janganlah Pak!! ” sahut Sherry memelas. Semua orang di ruang ini telah tidak sabar sekali lagi menyuruh Tejo melepaskan penutup payudara Sherry itu. Tejo juga pada akhirnya melepas BH yang menutupi keindahan payudara Sherry itu. Saya tergelak menahan ludah, payudara Sherry indah sekali, mulus, bersih dengan puting yang merah muda merekah, seksi sekali fikirku. “Abisin saja Pak!! ” Lea memohon Tejo dengan muka cemburu, ia kelihatannya iri pada keindahan payudara Sherry. “Ok Sherry sayang, tenang saja ya? Tidak sakit kok, ditanggung nikmat deh.. ” Tejo berseloroh, ia tampak bernafsu sekali seperti Lodi serta Seto yang masih tetap memegangi tangan Sherry agar ia tidak melawan, sesaat Andre berdiri dibelakangku sembari memerhatikan dengan nafsunya. “Jangan Pak!! ampun Kak!! tolong Sherry.. ” Sherry memohon dengan muka pasrah, tetapi saya tidak peduli. 


Sama sepertiku, Tejo juga tidak peduli dengan keinginan Sherry. Tejo mulai memainkan tangannya di payudara Sherry, ia mulai meremas perlahan sembari kadang-kadang mengelus serta menekan-nekan puting payudara Sherry dengan jarinya. Lodi serta Seto tidak ketinggal, mereka nikmati mulusnya kulit lengan Sherry dengan mengelusnya serta kadang-kadang mencium serta menjilatinya, saya juga mulai terasa panas. “Ah.. cukup Pak.. ampun Kak.. ” Sherry mulai mendesah. Tejo semakin bernafsu, ia memutar-mutar jarinya di sekitaran puting payudara Sherry, akupun dapat memikirkan apa yang dirasa Sherry saat sisi sensitifnya dirangsang, ia tentu terasa kesenangan. 


Lihat situasi yang panas itu, Andre pada akhirnya turun tangan, pria hitam bertubuh gendut itu maju mendekati Sherry. Andre serta Tejo sama-sama sharing payudara Sherry, kiri serta kanan, dengan nafsu mereka mulai memainkan lidah mereka menyapu kulit payudara Sherry serta menyebar dengan liar di sekitaran puting payudara Sherry, terkadang mereka lakukan hisapan serta gigitan kecil di puting payudara Sherry. Sherry mendesah sembari ketakutan, tampak ia baru pertama kalinya diperlakukan sesuai sama itu. Manda juga beraksi merekam semua peristiwa yang menerpa payudara Sherry dengan cermat lewat handy cam-nya. 


Tejo turunkan ciuman serta jilatannya ke perut Sherry yang indah serta mulus, saya cukup terperanjat lihat pusar Sherry yang ditindik itu, tampak seksi. Sesudah senang mencium serta menjilati daerah pusar Shery. Tejo berhenti serta menyuruh Andre yang tengah nikmati puting payudara Sherry berhenti. Tejo lantas mulai membuka rok sekolah Sherry, sembari mengelus paha Sherry. Ia memainkan jarinya menelusuri halusnya paha Sherry yang mulus serta putih itu. Tangan Tejo perlahan-lahan naik menyentuh selangkangan Sherry yang ditutup celana dalam pink itu. “Jangan Pak!! Ampun!! ” Sherry memohon pada Tejo. Andre juga turut mendekat ke Tejo. “Wah, Celana dalam Non Sherry lucu sekali.. ” ejek Andre. 


Tejo yang sangatlah nafsu perlahan-lahan buka celana dalam Sherry. Tidak berapakah lama lalu, Celana dalam itu telah lepas dari tempatnya. “Wow Non Sherry!! Vaginanya indah banget!! ” Tejo terlihat semangat. Vagina Sherry memanglah tampak tertangani, daerah selangkangannya putih, bersih, serta Sherry kelihatannya tidak sukai dengan rambut-rambut yang tumbuh di sekitaran vaginanya, ia membiarkan vaginanya tertampang mulus tanpa ada rambut kemaluan. Perlahan-lahan tangan Tejo serta Andre menelusuri paha, serta sekitaran selangkangan Sherry. Sherry cuma dapat menggeliat ke sana kemari hadapi rangsangan itu. 


Selang beberapa saat tangan Tejo serta Andre, tiba dibagian vital Sherry. Dengan nafsu membara, Andre buka bibir vagina Sherry, sesaat Tejo memasukkan jarinya dalam liang vagina Sherry. Perlahan-lahan jari tangan Tejo menyolok-nyolok vagina Sherry, serta semakin lama pergerakannya semakin cepat. Badan Sherry terlihat menegang, sembari mendongakkan berwajah, Sherry mendesah perlahan-lahan. Tejo dengan pintar memainkan kecepatan jarinya menyolok-nyolok vagina Sherry, sesaat saya serta beberapa rekanku memerhatikan peristiwa itu. Sesudah nyaris 2 menit jari Tejo menembus liang vagina Sherry, dari bibir vagina Sherry kulihat cairan kewanitaan yang keluar, rupanya Sherry terangsang. “Wah Non, terangsang nih? Enak ya? Ingin lebih cepat? ”“Jangan Pak, tolong!! ” Sherry memohon. Tejo tidak memedulikan permintaan Sherry, Jarinya keluar masuk vagina Sherry secara cepat. “Ahh.. stop Pak!! Tolong..! ” Sherry terlihat begitu terangsang, tetapi ia berupaya melawan. “Ahh..! ” Sherry vaginiak perlahan, kelihatannya ia nyaris menjangkau orgasme sembari menahan kesakitan di lubang vaginanya. 


“Payah lo!! Baru segitu saja telah ingin orgasme.. cuih.. ” saya meledek Sherry, saya memikirkan bila saya dalam tempat Sherry, tentu saya semakin lebih lama sekali lagi orgasme. “Dasar perek amatir, baru gitu saja telah ingin orgasme!! ” Lea turut menghina. Tejo hentikan jarinya yang menyolok-nyolok vagina Sherry, kelihatannya ia belum juga ingin Sherry menjangkau puncaknya. Tetapi saya telah tidak sabar, dendam di dadaku selalu membara menginginkan membuat malu Sherry. Kutarik jari Tejo keluar dari vagina Sherry, lantas kudorong badannya menjauhi Sherry. “Lho Non.. saya belum juga senang nih.. ” Tejo tampak bingung. “Sabar dahulu!! Kelak lo bisa giliran sekali lagi!! ” bentakku pada Tejo.


Saat kulihat Sherry dihadapanku, nafsu dan amarahku membara. Aku tak tahan lagi, kujongkokkan tubuhku hingga wajahku tepat menghadap vagina Sherry. Tertampang jelas keindahan vagina Sherry di mataku, bibir vaginanya yang memerah karena gesekan jari Tejo dan cairan yang membasahi sekitar selangkangannya membuat aku menahan ludah. Perlahan kudekatkan wajahku ke vagina Sherry, dan kucium harum vagina Sherry, Ia terlihat sangat merawat daerah vitalnya ini. Dengan penuh nafsu dan dendam, perlahan kubasuh vaginanya dengan lidahku.


Semua yang ada disitu spontan terkejut, dan Sherry terlihat sangat kaget.“Waduuh.. Non Nia ternyata juga mau ngerasain vagina Non Sherry ya?” Andre berseloroh meledek.“Bilang dong Non dari tadi, kalo gini saya malah jadi tambah horni nih..” Tejo menimpali.Aku tak perduli dengan ledekan Tejo dan Andre, yang kupikirkan hanya satu, aku ingin membuat Sherry malu di tanganku.


“Aaah.. Kak.. mau apa Kak? Jangan Kak..” Sherry mulai merasa terangsang lagi, perlahan kurasa otot selangkangannya menegang. Kubasuh vagina Sherry dengan jilatan lidahku, dan kujalari daerah selangkangannya dengan ciuman dan jilatan erotis. Kutelusuri bibir vagina Sherry dengan lidahku, sambil kubuka liang vaginanya dengan jariku supaya lidahku dengan leluasa menjalar di daerah sensitifnya.


Tak berapa lama kutemukan klitoris Sherry, perlahan kujilat dan kuberi dia hisapan-hisapan kecil dari mulutku. Semua laki-laki yang ada diruangan ini kurasa sangat beruntung menyaksikan dua bunga sekolah ini terlibat aktivitas seksual.“Ahh.. ah.. ah..” Sherry tak sanggup berkata-kata lagi, ia hanya bisa berteriak kecil merasakan rangsangan di klitorisnya. Perlahan tubuh Sherry menggelinjang kesana kemari, keringatnya makin deras membasahi tubuh dan seragam sekolahnya. Sampai akhirnya kurasakan vagina Sherry memuncratkan cairan-cairan kewanitaan yang menggairahkan membasahi mulutku, tanpa kusadari akupun terangsang dan menghirup cairan kewanitaan Sherry dalam-dalam.


Hampir 5 menit kunikmati vagina Sherry, daerah selangkangannya sudah sangat basah, sama seperti tubuhnya yang dibanjiri keringat. Sherry hanya bisa mendesah pasrah sambil menikmati rangsanganku. Tak berapa lama, kurasa otot vaginanya menegang, Sherry agak terhentak, lalu kedua tangannya tiba-tiba mencengkram pundakku, ia hampir mencapai puncak. Saat itu pula kuhentikan jilatanku, lalu menarik nafas istirahat. Sherry terkulai lemas, tubuhnya tergeletak tak berdaya diatas meja sambil perlahan mencoba mengumpulkan nafas. Tejo, Seto, Lodi dan Andre hanya bisa terpaku menatap aku dan Sherry, sementara Lea dan Manda terlihat puas melihat “siksaan”ku terhadap Sherry. Aku berdiri setelah istirahat sejenak.“Gilaa!! Non Nia hebat!! Saya jadi horni banget nih lihat cewek lesbian kayak gitu” Seto angkat bicara.


Kutatap Sherry yang terkulai lemas dengan pandangan nafsu dan dendam.Kulebarkan kedua kaki Sherry sampai ia mengangkang. Kutarik pinggulnya sampai sisi meja. Kali ini akan aku buat ia orgasme. Kutanggalkan rok sekolahku lalu kulepas celana dalamku. Semua pria yang ada disitu tergelak menahan ludah, menanti kejadian selanjutnya. Kubuka seragam sekolahku karena udara sudah sangat panas, sambil kutanggalkan BH-ku, begitu juga dengan Sherry, kubuat ia telanjang bulat.


Posisi kaki Sherry yang mengangkang membuat vaginanya melebar, membuka bibir vaginanya, dan itu membuatku terangsang. Kuangkat kaki kiriku keatas meja, lalu kudekatkan selangkanganku ke selangkangan Sherry. Posisi tubuhku dan Sherry Seperti dua gunting yang berhimpitan pada pangkalnya. Dengan nafsu yang membara kugesekkan vaginaku dengan vagina Sherry yang masih terkulai lemas itu.“Hmm.. aah.. cukup Kak.. aah..” Sherry mendesah memohon padaku.Tanpa perduli pada Sherry, aku yang sudah dibakar nafsu terus melaju. Sementara Pria-pria yang ada disana mulai mengeluarkan kemaluan mereka kemudian melakukan onani sambil menyaksikan aku dan Sherry. Semakin lama semakin kupercepat gesekkan vaginaku, sambil kulihat wajah Sherry yang cantik itu dengan nafas memburu, membuatku kian terangsang. Tubuhku dan Sherry bergerak seirama, kurasakan keringat mengucur dari tubuhku, serta vaginaku kian basah oleh cairan kewanitaanku yang bercampur dengan cairan kewanitaan Sherry. Selama hampir 5 menit kupacu tubuh Sherry, dan tiap detik pun kurasakan kenikmatan dan rasa dendam yang terbayar.


Di tengah deru nafasku yang saling memacu dengan nafas Sherry, tiba-tiba kumerasa sesosok tubuh besar memelukku dari belakang. Ternyata itu Andre, pria hitam bertubuh gendut itu sudah telanjang bulat dan memeluk tubuhku sambil memainkan jemarinya di puting payudaraku.“Saya juga ikutan ya Non Nia? Habis Non Nia bener-bener hot sih” permintaan Andre kuturuti tanpa menjawab, sebab jarinya yang memilin puting payudaraku semakin membuat aku berenang dalam lautan kenikmatan.


Kulirik Sherry yang menarik nafas terengah-engah dan kulihat tubuhnya mulai menggelinjang merasakan kenikmatan. Kupercepat gerakanku, sambil mencoba untuk mengatur nafas, tiba-tiba sebuah benda kurasa menyentuh pantatku lalu menelusup diantara belahannya. Aku mendengar Andre melenguh, ternyata benda itu adalah penisnya yang menegang dan berusaha meyodok lubang anusku.“Non Nia, saya nggak tahan lagi nih..” permintaan Andre kupenuhi, kubiarkan penisnya masuk ke lubang anusku.


Dengan sedikit hentakan, penis Andre menerobos masuk anusku. Kurasakan benda itu berukuran besar, memenuhi lubang anusku.“Aaah.. lobang Non Nia masih rapet banget nih..” Andre mencoba menekan pinggulnya untuk memasukkan seluruh batang penisnya. Sambil terus kupacu tubuh Sherry, Andre juga mulai memompa penisnya di lubang anusku. Tak berhenti, Andre menjelajahi bagian atas tubuhku dengan tangannya.


Kejadian ini berlangsung hampir 7 menit sebelum, Sherry berteriak kencang memperoleh puncak kenikmatannya. Tak berapa lama kemudian giliranku dan Andre yang mencapai orgasme bersamaan, ditandai semburan spermanya di lubang anusku. Aku sangat lelah, tubuhku basah oleh keringat, namun aku sangat puas, puas karena dendamku terbayar dan puas atas kenikmatan yang kuperoleh tadi. Kubiarkan Sherry beristirahat selama kurang lebih 5 menit, sampai akhirnya “penyiksaan” ini dimulai lagi.


Aku duduk menjauh dari Sherry, kali ini kuputuskan menjadi penonton saja. Tongkat komando kini dipegang Lea, ia kini yang memerintah semua yang ada disitu. Tejo, Lodi dan Seto mendekati tubuh Sherry yang tergeletak tak berdaya. Lea memberi tanda pada Seto yang dijawab dengan anggukan kepalanya. Seto memegang pinggul Sherry yang lemas itu kemudian memutar tubuhnya. Posisi Sherry kini telungkup dengan memperlihatkan bulatan pantatnya yang padat berisi.“Nah, Non Sherry siap-siap ya!” Seto berujar sambil mengangkat pinggul Sherry sampai ia dalam posisi menungging. Sherry cuma bisa menunggu siksaan apa lagi yang akan diterimanya dengan pasrah. Meski tubuh Sherry tampak lemas, ia masih saja menggairahkan. Seketika saja Sherry mendesah pelan, Seto dengan nafsunya meremas bongkahan pantat Sherry sambil mengelusnya.“Hajar aja!!” perintah Lea.


Setelah mendengar perintah Lea, Seto yang sudah menunggu dari tadi langsung melesakkan penisnya yang menegang itu ke lubang vagina Sherry. Wajah Sherry terlihat terkejut sambil menahan sakit. Ukuran penis Seto yang besar memaksa masuk ke lubang vagina Sherry yang rapat itu. Sherry berteriak tiap kali Seto mendorong penisnya masuk.“Vagina Non Sherry rapet banget nih, aahh..” Seto berkata sambil mendorong penisnya lagi memasuki vagina Sherry.


Setelah seluruh penis Seto masuk dalam lubang vagina Sherry, seto berhenti sejenak, ia membiarkan Sherry mengambil nafas sejenak. Namun Seto tidak membiarkan Sherry berlama-lama, perlahan-lahan ia mulai memompa penisnya didalam vagina Sherry. Gerakan Seto makin cepat, deru nafas Sherry dan Seto terdengar keras dibarengi gerakan mereka yang seirama. Sambil terus memompa penisnya, Seto memainkan tangannya menjelajahi pantat dan pinggul Sherry yang basah oleh keringat. Sekali lagi Lea memberi tanda, Seto mempercepat lagi gerakannya, membuat tubuh Sherry bergerak kian liar. Tejo maju menghampiri Sherry, ia berdiri di depan wajahnya. Tejo mengangkat tubuh Sherry sampai ia dalam posisi merangkak.


“Aaah.. cukup Pak.. ah..” Sherry memohon pada Tejo.Dengan senyum mengejek Tejo memaksa Sherry membuka mulutnya. Dengan nafsu yang membara ia memaksa penisnya masuk ke bibir mungil Sherry.“Ayo isep penis saya Non!! isep!!” Paksa Tejo.Karena ketakutan, Sherry dengan pasrah menerima batangan penis Tejo menembus bibirnya. Besarnya penis Tejo nampak memenuhi seluruh mulut Sherry. Tak bisa kubayangkan betapa puasnya Tejo, ketika gadis SMU secantik Sherry kini sedang mengulum penisnya.


Dari jauh kulihat Sherry menangis, airmata jatuh ke pipinya, ia merasa terhina dan jijik. Dendamku benar-benar terbalas, Sherry benar-benar menderita. Dibalik semua itu aku juga merasa kasihan padanya. Tejo mulai memompa penisnya, melakukan gerakan maju mundur dihadapan wajah Sherry. Kini mulut dan vagina Sherry telah dipompa dua batang penis. Keringat membasahi seluruh tubuhnya, membuat tubuh Sherry terlihat berkilau seksi. Hanya Lodi saja yang belum menikmati Sherry, kini ia naik keatas meja, lalu memposisikan dirinya diatas punggung Sherry seolah-olah ia sedang menaiki kuda. Lodi meletakkan penisnya diatas punggung Sherry, sambil kemudian ia gesekkan. Tangan lodi menjelajah kedua payudara Sherry yang tergantung.


Tiga orang itu sekaligus menikmati tubuh Sherry, tak bisa kubayangkan perasaan Sherry saat ini. Vagina, mulut, punggung, payudara, hampir seluruh bagian tubuhnya dirangsang. Kulihat Seto berejakulasi di dalam liang vagina Sherry, sperma yang melimpah keluar dari penis Seto mengalir keluar melalui liang vagina Sherry, seketika itu juga Sherry bergumam sembari menaikkan pinggulnya, ia berorgasme. Setelah Seto puas membasahi vagina Sherry dengan spermanya, giliran Lea menggantikan posisi Seto. Dengan liar, Lea menjilati vagina Sherry yang masih basah oleh sperma Seto.


Selang berapa menit kemudian Tejo berejakulasi, ia berteriak kencang memanggil nama Sherry sembari memuncratkan spermanya di wajah Sherry, kulihat Sherry menerima semburan sperma itu di sekitar bibir dan pipinya, bahkan ia menelannya, mungkin Sherry sudah pasrah dan memilih untuk menikmati kejadian ini.


Setelah Tejo, giliran Lodi berejakulasi diatas punggung Sherry. Sperma lodi nampak membasahi kulit punggung Sherry yang putih mulus. Andre yang dari tadi diam, bergerak menggantikan Lea yang kini merubah posisi Sherry menjadi terlentang, lalu memegangi tangan Sherry keatas.Penis Andre yang ekstra besar itu menembus vagina Sherry, dan dengan liar memompa tubuh Sherry. Sherry yang sudah sangat lelah hanya mendesah pelan sambil menikmati. Hampir 10 menit Andre memompa penisnya didalam vagina Sherry sampai akhirnya gerakan Andre dipercepat, Sherry berteriak, pinggulnya naik, tubuhnya nampak bergetar, ia kembali berorgasme. Tidak lama kemudian Andre berejakulasi di luar vagina Sherry, ia membiarkan spermanya jatuh membasahi selangkangan Sherry.


Suasana sunyi hanya terdengar desah nafas Sherry yang mencoba mengatur kembali nafasnya. Tubuhnya basah oleh keringat, selangkangannya dipenuhi sperma, Sherry hanya tergeletak diatas meja itu. Kubayar uang yang kujanjikan pada Tejo, Andre, Seto dan Lodi. Mereka lalu pergi meninggalkan ruangan ini dengan senyum puas.


“Nah, sekarang kapok kan lo?” bentak Lea kepada Sherry.“Makanya jangan macam-macam, kalo lo bilang-bilang kejadian ini sama siapapun, rekaman video tentang lo bakal gue sebar luas!! Terus lo bisa jadi bintang porno terbaru dan terkenal, he.. he.. he.. ” ancamku pada Sherry.“Sekarang lo bilang!! Gimana rasanya tadi?! Ayo jawab!!” bentak Lea.“Kok diem aja?! Ayo jawab tolol!!” bentakku.“Enak Kak..” jawab Sherry ketakutan.“Enak?! lo seneng dientot?!” bentak Lea lagi.“Iya Kak.. enak sekali.. nikmat..” Sherry menjawab.“Lo mau lagi?!” Manda yang dari tadi diam kini bicara.“Ma..mau Kak..” jawab Sherry.Aku, Lea dan Manda saling berpandangan sambil tersenyum. Ya, akhirnya Sherry kini menjadi bagian gengku, geng gila seks yang suka sekali mencari kenikmatan, haus akan hal-hal berbau seks. Dan si cantik Sherry, adik kelasku menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam petulangan seks ku selanjutnya

Gua jilatin putingnya dan sambil mengusap dan mneremas- remas toket



 Gua jilatin putingnya dan sambil mengusap dan mneremas- remas toket Orangtua sekali lagi pergi serta kebetulan pembantu serta adikku juga sekali lagi tidak ada. Segera saja gua nyewa VCD bokep xxx serta x2. Gua seneng bgt, karna tidak ada masalah cocok sekali lagi nonton. VCD bokep yang kutonton itu menceritakan mengenai hubungan seks pada adek serta kakak. Hilang ingatan bgt deh adegannya. Gua fikir kok dapat ya. Eh, gua berani tidak ya ngelakuin itu ama adek gua yang masih tetap SMP? namun khan adek gua masih tetap polos bgt, jika di film ini mah telah jago and pro, fikir gua dalam hati. Sekali lagi nonton plus mikir bagaimana langkahnya ngelakuin ama adek gua, eh, bel bunyi. Wah, teryata adek gua, si Dina ama temannya dateng. Sial, mana filmnya belum juga usai sekali lagi. Segera gua simpen saja tuch VCD, trus gua bukain pintu. Dina ama temannya masuk. Eh, temannya manis juga lho. 

 Gua jilatin putingnya dan sambil mengusap dan mneremas- remas toket


“Dari mana lo? ” bertanya gua. “Dari jalan donk. Memang kaya kakak, ngedekem mulu dirumah, ” jawabnya sembari manyun. “Gua juga seringkali jalan tau, memang elo doank. Hanya saat ini sekali lagi males, ” kata gua. “Oh iya, kak. Kenalin nih teman gua, namanya Anti. teman sekelas gua, ” tuturnya. Pada akhirnya gua kenalan ama tuch anak. Mendadak si Dina nanya. 


cewek smp bugil1 1 Narasi Panas Ngentot Adik Kandungku Yang Masih tetap SMP 


HOT serta TERBARU!!! VIDEO CEWEK BISPAK SMP NGENTOT DENGAN BULE DI HOTEL BALI 


“liat VCD Boyzone gua tidak? ” “Tau’, mencari saja di laci, ” kata gua. Eh, dia ngebuka tempat gua naro VCD bokep. Gua segera gelagapan. “Eh, bukanlah disitu…” kata gua cemas. “Kali saja ada, ” tuturnya. Telat. Belum juga sempat gua tahan dia telah ngeliat VCD xxx yang covernya lumayan hot itu, jika yang x2 sich tidak pakai gambar. “Idih… kak. Kok nonton film kaya begini? ” tuturnya sembari mandang jijik ke VCD itu. Temannya sich senyam-senyum saja. “Enggak kok, gua barusan dititipin ama teman gua, ” jawab gua bohong. “Bohong bgt. Ngapain juga jika dititipin nyasar ampe di laci ini, ” tuturnya. 


“Kak, ini film jorok kan? Nnnggg… kaya apa sich? ” tanyanya sekali lagi. Gua ketawa saja dalam hati. Radi jijik, kok saat ini jadi penasaran. 


“Elo mo nonton juga? ” bertanya gua. “Mmmmm…. jijik sih… tapi… penasaran kak…, ” tuturnya sembari malu-malu. “Anti, elo mo nonton juga tidak? ” tanyanya ke rekannya. “Gua mah asik saja. Lagian gua telah sempat kok nonton film kaya begitu” jawab rekannya. 


“Gimana… jadi tidak? keburu ibu ama ayah pulang nih, ” desakku. “Ayo deh. Namun jika gua jijik, dimatiin ya? ” tuturnya. “Enak saja lo, elo kabur saja ke kamar, ” jawab gua. Lantas VCD itu gua nyalain. Jreeeeng… dimulailah film tsb. Gua nontonnya sembari kadang-kadang mandangin adek gua ama temannya. Si Anti sich keliatannya tenang nontonnya, telah expert kali ya? Jika adek gua keliatan bgt baru pertama kalinya nonton film kaya demikian. Dia keliatan takut-takut. Terlebih cocok adegan rudalnya cowo diisep. Mana tuch rudal gedenya minta ampun. “Ih, jijik bgt…” kata Dina. Cocok adegan ML kayanya si Dina telah tidak tahan. Dia segera kabur ke kamar. 


“Yeee, jadi kabur, ” kata Anti. “Elo masih tetap mo nonton tidak? ” bertanya gua ke si Anti. “Ya, selalu saja, ” jawabnya. Wah, bisa juga nih anak. Kayanya, dapat nih gua main ama dia. Namun jika dia geram bagaimana? fikir gua dalam hati. Ah, tidak apa-apa kok. Tidak sampai ML ini. Sembari nonton, gua duduknya ngedeket ama dia. Dia masih tetap selalu serius nonton. Lantas gua cobalah pegang tangannya. Pertama dia kaget namun dia tidak berupaya ngelepas tangannya dari tangan gua. Peluang besar, fikir gua. Gua elus saja lehernya. Dia jadi pejamkan matanya. Kayanya dia menikmatin bgt. Wow, tampangnya itu lho… manis!! Gua jadi pengan nekat. Saat dia masih tetap merem, gua deketin bibir gua ke bibir dia. Pada akhirnya bersentuhanlah bibir kita. Karna mungkin saja memang telah jago, si Anti jadi ngajakin french kiss. Lidah dia masuk ke mulut gua serta bermain-main di dalam mulut. Sial, jagoan dia dari pada gua. Masa gua dikalahin ama anak SMP sich. Sembari kita berfrench kiss, gua berupaya masukkin tangan gua ke balik pakaiannya. Cari sebongkah buah dada imut. Ukuran toketnya tidak demikian gede, namun kayanya sich sexy. Soalnya tubuh si Anti itu tidak gede namun tidak kurus, serta badannya itu putih. Demikian ketemu toketnya, segera gua pegang serta gua raba-raba. Namun masih tetap terbungkus ama bra-nya. 


“Baju elo gua buka ya? ” bertanya gua. Dia ngangguk saja sembari mengangkat tangannya ke atas. Gua buka pakaiannya. Saat ini dia tinggal pakai bra warna pink serta celana panjang yang masi h di pakai. Shit!! kata gua dalam hati. Mulus bgt! Gua buka saja bra-nya. toketnya bagus, runcing serta putingnya berwarna pink. Segera gua jilatin toketnya… dia mendesah… Gua jadi semakin terangsang. Gua jadi pengan ngent*tin dia. Namun gua belom sempat ML jadi gua tidak berani. Namun jika sekitaran dada saja sich gua lumayan tau. Bagaimana ya? Mendadak cocok gua sekali lagi ngejilatin toketnya si Anti, adik gua keluar dari kamar. Kita keduanya sama kaget. Dia kaget ngeliat apa yang kakak serta temannya perbuat. Gua serta Anti kaget cocok ngeliat Dina keluar dari kamar. Si Anti cepat-cepat pakai bra serta pakaiannya sekali lagi. Si Dina segera masuk ke kamarnya sekali lagi. Kayanya dia shock ngeliat apa yang kita berdua lakukan. Si Anti segera pamit mo pulang. “Bilang ama Dina ya…. sorry, ” kata Anti. “Gak apa-apa kok, ” jawab gua. Pada akhirnya dia pulang. gua ketok kamarnya Dina. Gua ingin ngejelasin. Eh, dirinya diem saja. Masih tetap kaget kali ya, fikir gua. Gua tidur saja, serta nyatanya gua ketiduran ampe malem. Cocok kebangun, gua tidak dapat tidur sekali lagi. Gua keluar kamar. Nonton tv ah, fikir gua. Cocok sampai dimuka TV nyatanya adek gua sekali lagi tidur di kursi depan TV. Tentu ketiduran sekali lagi nih anak, kata gua dalam hati. Dikarenakan ngeliat dia tidur dengan agak “terbuka” mendadak gua jadi keinget ama film x2 yang belom usai gua lihat, yang ceritanya mengenai hubungan seks pada adek serta kakak, ditambah keinginan gua yang tidak kesampaian cocok sama Anti barusan. Saat adek gua ngegerakin kakinya buat roknya terungkap, serta terlihatlah CD-nya. Demikian ngeliat cd nya gua jadi makin nafsu. Namun gua takut. Ini kan adek gua sendiri masa gua ent*tin sich. Namun dorongan nafsu makin menggila. Ah, gua pelorotin saja cdnya. Eh, nanti jika dia bangun bagaimana? ah, cuek saja. Demikian CD-nya turun semuanya, wow, bel ahan vaginanya tampak masih tetap sangat rapet serta di menghias bulu-bulu halus yang baru tumbuh. Gua cobalah sentuh… hmmm, halus sekali. Gua sentuh garis vagina-nya. Mendadak dia menggumam. Gua jadi kaget. Gua ngerasa di ruangan TV sangat terbuka. Gua rapiin sekali lagi baju adek gua, truss gua gendong ke kamarnya dia. Sampai di kamar dia… it’s show time, fikir gua. Gua tidurin dia di kasurnya. Gua bukain pakaiannya. Nyatanya dia tidak pakai bra. Wah, payah juga nih adek gua. Nanti jika toketnya jadi turun bagaimana. Demikian pakaiannya kebuka, toket mungilnya menyembul. Ih, lucu memiliki bentuk. Masih tetap kecil toketnya namun lumayan ada. Gua cobalah isep putingnya… hmmm…. nikmat! Toket serta putingnya demikian lembut. Eh, mendadak dia bangun!! 


“Kak… ngapain lo!! ” teriaknya sembari mendorong gua. Gua kaget bgt. “Ngg… ngg… tidak kok, gua hanya ingin meneruskan barusan cocok sama si Anti. Tidak ayah kan? ” jawab gua ketakutan. Gua mengharapkan bonyok gua tidak ngedenger teriakan adek gua yang agak keras barusan. Dia nangis. “Sorry ya Din. Gua salah, setelah elo juga sich ngapain tidur di ruangan TV dengan kondisi sesuai sama itu. Tidak pakai bra sekali lagi, ” kata gua. “Jangan katakan sama ibu serta ayah ya, please…, ” kata gua. Dia masih tetap nangis. Pada akhirnya gua tinggalin dia. Aduh, gua takut nanti dia nga du. Mulai sejak waktu itu gua jika ketemu dia sukai canggung. Jika ngomong paling seadanya saja. Namun gua masih tetap penasaran. Gua masih tetap ingin nyoba sekali lagi untuk ngegituin Dina. Hingga disuatu hari, adek gua sekali lagi sendiri di kamar. Gua cobalah masuk. 


“Din, sekali lagi ngapain elo, ” gua nyoba untuk beramah tamah. “Lagi dengarkan kaset, ” jawabnya. “Yang saat itu, elo masih tetap geram ya…. ” bertanya gua. “….  


” dia diem saja. “Sebenernya gua… gua… ingin nyoba lagi…. ” hilang ingatan ya gua nekat bgt. Dia kaget serta cocok dia mo ngomong suatu hal segera gua deketin mukanya serta segera gua cium bibirnya.



“Mmhhpp… kakk…. mmmhph…” dia kaya mo ngomong sesuatu. Tapi akhirnya dia diem dan mengikuti permainan gua untuk ciuman. Sambil ciuman itu tangan gua mencoba meraba-raba toketnya dari luar. Pertama ngerasain toketnya diraba, dia menepis tangan gua. Tapi gua terus berusaha sambil tetap berciuman. Setelah beberapa menit berciuman sambil meraba-raba toket, gua mencoba membuka bajunya. Eh, kok dia langsung mau aja dibuka ya? Mungkin dia lagi merasakan kenikmatan yang amat sangat dan pertama kali dirasakannya. Begitu dibuka, langsung gua buka bra-nya. Gua jilatin putingnya dan sambil mengusap dan mneremas- remas toket yang satunya. Walaupun toket adek gua itu masih agak kecil, tapi dapat memberikan sensasi yang tak kalah dengan toket yang gede. Ketika lagi di isep-isep, dia mendesah,


“Sshh… ssshhhh…. ahhh, enak, kak….” Setelah gua isepin, putingnya menjadi tegang dan agak keras. Truss gua buka celana gua dan gua keluarin “adek” gua yang udah lumayan tegang. Pas dia ngeliat, dia agak kaget. Soalnya dulu kita pernah mandi bareng pas“punya” gua masih kecil. Sekarang kan udah gede donk. Gua tanya ama dia,


“berani untuk ngisep punya gua gak? ntar punya elo juga gua isepin deh, kita pake posisi 69? “69… apa’an tuh?” tanyanya. “Posisi di mana kita saling mengisap dan ngejilatin punyanya partner kita pada saat berhubungan.” jelas gua.


“Oooo…” Langsung gua ngebuka celana dia dan CDnya dia. Kita langsung ngambil posisi 69. Gua buka belahan vaginanya dan terlihatlah klentitnya seperti bentuk kacang di dalem vaginanya itu. Ketika gua sentuh pake lidah, dia mengerang, “Ahhhh… kakak nyentuh apanya sih kok enak bgt….” tanyanya. “Elo mestinya ngejilatin dan ngisep punya gua donk. Masa elo doank yang enak,” kata gua. “Iya kak, abis takut dan geli sih…” jawabnya. “Jangan bayangin yang bukan-bukan dong. Bayangin aja keenakan elo,” kata gua lagi. Saat itu juga dia langsung menjilat punya gua. Dia ngejilatin kepala anu gua dengan perlahan. Uuhhh…. enak bener. Truss dia mulai ngejilatin seluruh dari batang gua. Lalu dia masukkin punya gua ke mulutnya dan mulai menghisapnya. Ooohhhh…. gila bener. Dia ternyata berbakat. Isepannya ngebuat gua jadi hampir keluar. “Stop… eh, Din, stop dulu,” kata gua. “lho knapa?” tanya nya. “T ahan dulu ntar gua keluar,” jawab gua. “Lho emang kenapa kalo keluar?” tanyanya lagi. “Ntar game over,” kata gua. Ternyata adek gua emang belom ngerti masalah seks. Bener-bener polos. Akhirnya jelasin kenapa kalo cowo udah keluar gak bisa terus pemainannya. Akhirnya dia mulai mengerti. Posisi kita udah gak 69 lagi, jadi gua aja yang bekerja. Kemudian gua terusin ngisepin vaginanya dan klentitnya. Dia terus menerus mendesah dang mengerang.


“Kak Iwan… terus kak… disitu… iya disitu… oohhhhh…. ssshhhh….” Gua terus menghisap dan menjilatinya. Dia menjambak rambut gua. Sambil matanya merem melek. Akhirnya gua udah dalam kondisi fit lagi (tadi kan kondisinya udah mo keluar).Gua tanya sama adek gua, “Elo berani ML gak?” “…” dia diem. “Gua pengen ML, tapi terserah elo… gua gak maksa,” kata gua.


“Sebenerya gua takut. Tapi udah kepalang tanggung nih…. gua lagi on air,” kata dia.


“Ok… jadi elo mau ya?” tanya gua lagi. “…” dia diem lagi.


“Ya udah deh, kayanya elo mau,” kata gua. “Tapi tahan sedikit. Nanti agak sakit awalnya. Soalnya elo baru pertama kali,” kata gua.


“…” dia diem aja sambil menatap kosong ke langit-langit. Gua buka kedua belah pahanya lebar-lebar. Keliatan bibir vaginanya yang masih sempit itu. Gua arahin ke lobang vagina nya. Begitu gua sentuhin pala anu gua ke vaginanya, Dina menarik nafas panjang, dan keliatan sedikit mengeluarkan air mata. “Tahan ya din….” Langsung gua dorong anu gua masuk ke dalem vaginanya. Tapi masih susah, soalnya masih sempit bgt. Gua terus nyoba mendorong anu gua… dan… bleesss… Masuk juga pala anu gua. Dina agak teriak,


“akhhh sakit kak….” “Tahan ya Din…” kata gua. Gua terus mendorong agar masuk semua. Akhirnya masuk semua anu gua ke dalam selangkangan adek gua sendiri.


“Ahhh… kak… sakit kak… ahhhh.” Setelah masuk, langsung gua goyang maju mundur, keluar masuk vaginanya. “Ssshhh… sakittt kakk…. ahhh… enak… kak, terussss… goyang kakk…” Dia jadi mengerang tidak keruan. Setelah beberapa menit dengan posisi itu, kita ganti dengan posisi dog style. Dina gua suruh nungging dan gua masukkin ke vaginanya lewat belakang. Setelah masuk, terus gua genjot. Tapi dengan keadaan dog style itu ternyata Dina langsung mengalami orgasme. Terasa sekali otot-otot di dalam vaginanya itu seperti menarik anu gua untuk lebih masuk.


“Ahhhhh… ahhha… gua lemess bgt… kak,” rintihnya dan dia jatuh telungkup. Tapi gua belom orgasme. Jadi gua terusin aja. Gua balik bad annya untuk tidur terlentang. Truss gua buka lagi belahan pahanya. Gua masukkin anu gua ke dalam vaginanya. Padahal dia udah kecapaian. “Kak, udah dong. Gua udah lemes…” pintanya. “Sebentar lagi ya…” jawab gua. Tapi setelah beberapa menit gua genjot, eh, dianya seger lagi.


“kak, yang agak cepet lagi dong…” katanya. Gua percepat dorongan dan genjotan gua.


“Ya… kaya… gitu dong… sssshh… ahhh.. uhuuh,” desahannya makin maut aja. Sambil ngegenjot, tangan gua meraba-raba dan meremas toketnya yang mungil itu. Tiba-tiba gua seakan mau meledak, ternyata gua mo orgasme.


“Ahhh, Din gua mo keluar…. ahhh…” Ternyata saat yang bersamaan dia orgasme juga. Anu gua sperti dipijat- pijat di dalem. Karena masih enak, gua ngeluarinnya di dalem vaginanya. Ntar gua suruh minum pil KB aja supaya gak hamil, pikir gua dalam hati. Setelah orgasme bareng itu gua cium bibirnya sebentar. Setelah itu gua dan dia akhirnya ketiduran dan masih dalam keadaan bugil dan berkeringat di kamar gara-gara kecapaian. Ketika bangun, gua denger dia lagi merintih sambil menangis.


“Kak, gimana nih. Punya gua berdarah banyak,” tangisnya. Gua liat ternyata di kasurnya ada bercak darah yang cukup banyak. Dan vaginanya agak sedikit melebar. Gua kaget ngeliatnya. Gimana nih jadinya?


“Kak, gua udah gak perawan lagi ya?” tanyanya. “…” gua diem aja. Abis mo jawab apa. Gila… gua udah merenggut keperawanan adek gua sendiri. “Kak, punya gua gak apa-apakan?” tanyanya lagi.


“Berdarah begini wajar untuk pertama kali,” kata gua. Tiba-tiba, gara-gara ngeliat dia gak pake CD dan memperlihatkan vaginanya yang agak melebar itu ke gua, anu gua “On” lagi. Gua elus-elus aja vagina adek gua itu. Truss gua suruh dia tiduran lagi.


“Mo diapain lagi gua kak?” tanyanya. “Nggak, gua pengen liat apa punya elo baik-baik aja,” kata gua sambil bohong, padahal gua pengen menikmati lagi. Pas dia tiduran, gua buka belahan vaginanya. Emang sih jadi lebih lebar dan masih ada sisa sedikit darah mengering. Gua cari klitorisnya, gua jilatin lagi.


“Kak, jangan dong. Masih perih nih,” larangnya. Yaaa… kok dia udah gak mau lagi. “Ya udah deh, kalo masih perih,” kata gua. Gua bingung nih, gua masih pengen lagi, tapi adek gua udah keburu gak mau. Sakit banget kali ya, pertama kali begituan. Ya udah deh, gua ajak mandi bareng aja siapa tau kalo udah seger nanti dia mau lagi. “Kita mandi bareng aja yuk,” pinta gua.


“Ayo…” kata Dina. Kita mandi di kamar mandi adek gua. Gua idupin air shower yang anget. Wuihhh, nikmat banget pas kena air anget. Abis cape ML ama adek sen- diri, mandi air anget. Di bawah pancuran shower, gua pertama-tama ngambil posisi berada di belakangnya. Truss gua mulai nyabunin bela- kang tubuhnya. Setelah belakangnya selesai semua, masih dalam posisi gua di belakangnya, gua mulai nyabunin bagian depannya, mulai dari perut ke atas. Pas sampe bagian toketnya gua sabunin, dia mulai meng- gelinjang dan mendesah lagi. Gua ciumin bagian belakang lehernya sambil terus nyiumin leher adek gua itu. Puting adek gua, gua pilin- pilin pake ujung jempol dan ujung telunjuk. Eh, pada waktu gua nyabunin toket imutnya itu tangan dia menyentuh dan mulai meraba-meraba tubuh gua dan berusaha mencari punya gua. Begitu tersentuh punya gua langsung digenggam dan dipijat-pijat. Tangan gua yang satu lagi mulai bergerilya ke daerah selangkangannya. Dengan bermodalkan sabun, gua mulai nyabunin bagian vagina adek gua itu. Pertama, gua usap dari luar bibir vaginanya, lalu jari gua mulai mencoba masuk mencari klitorisnya. Adek gua tiba-tiba ngomong lagi tapi masih dalam keadaan kenikmatan karena masih gua ciumin lehernya dan putingnya gua pilin-pilin.


“Kak, sshhh… Jangan dulu donk. Sshttss… ahhh…” erangnya. Ya udah, gua gosok-gosok aja dari luar. Ternyata belom lama setelah gua gosok-gosok itu ternyata adek gua orgasme.


“Aahhh… ah…” dia merintih keenakan dan dia langsung lemas. Setelah dia orgasme itu, gua minta dia untuk memainkan anu gua pake tangannya. Dengan memakai sabun dia mengocok anu gua. Enak banget. Tangannya yang kecil itu menggenggam anu gua erat sekali. Akhirnya tak lama kemudian gua keluar juga. Selesai itu, kita langsung keluar kamar mandi. dan gua keluar dari kamarnya.


Kini kami telah tumbuh dewasa dan telah memiliki pasangan masing-masing, dan beruntung bagi adekku mendapatkan seorang pria yang sangat mencintainya, dan gua juga sudah menikah dan dikaruniai seorang putra. Adek gua juga sudah memiliki seorang anak, hasil dari hubungan gelap kami, tetapi tidak ada seorangpun yang tahu selain kami berdua, karena pada saat itu, suaminya pergi keluar negeri selama 1 bulan dan pada saat itu kami ML setiap hari sampai dia mengandung anak gua