Sabtu

Mama Kesepian selamanya memakai BH warna Hitam

Mama Kesepian selamanya memakai BH warna Hitam Tatkala berangkat keyogya untuk wejangan aku ketemuan[cak] dengan mama Denok & pak Jerry suaminya. Mama Denok ialah mantan guruku saat SMP dulu. Sesudah bercerita berjarak lebar itu menawarkan padaku untuk tinggal ditempat itu selama saya kuliah. Sesudah mendapat ijin orang tuaku, akupun order tawaran indah mereka karna aku kadang tidak memiliki kenalan diyogya. Setelah sebulan tinggal rapi aku tau kalau peti Jerry yang bekerja diluar pulau kerap sekali bertambah, sementara ke-2 anaknya kian memilih tinggal bersama neneknya dikalimantan untuk mernyelesaikan tuntunan dasar itu. Aku kerap melihat mama Denok senyap sepulang dia dari menuntun disekolah. Mama Denok pula sering kaul Namaku Kepala daerah, dan itu adalah ceritaku saat sedang berumur 18 tahun. Tatkala berangkat di jogja untuk kuliah saya bertemu secara Bu Manis dan Peti Jerry suaminya. Bu Manis adalah mantan guruku tatkala SMP lepas. Setelah mengarang panjang luhur mereka mengijabkan padaku untuk tinggal dalam tempat itu selama saya kuliah. Sesudah mendapat ijin orang tuaku, akupun order tawaran indah mereka sebab aku kadang tidak memiliki kenalan dalam Yogya. Sesudah sebulan tinggal bersama saya tahu bahwa Pak Jerry yang hidup diluar daratan sering amat berangkat, selama ke-2 anaknya lebih memilih2x tinggal rapi neneknya dikalimantan untuk mernyelesaikan pendidikan pokok mereka. Saya sering tahu Bu Manis melamun sepulang dia daripada mengajar disekolah. Bu Manis juga kerap cerita berjarak lebar padaku tentang kesepiannya dirumah selama masa ini. & aku selamanya menjadi pendengar yang indah. Dibalik kelakuan baik yang kuperlihatkan, tersembunyi hasrat yang ada mulai SMP & tumbuh lagi sejak pesta kembali secara Bu Manis sekarang. Saat SMP lepas aku menyimpangkan bersemangat bila pelajaran Mama Denok, kecuali cara mengajarnya yang senang aku dapat mengintip kutang yang dia gunakan. Sempang kancing didada dan kerah lehernya terjumpa celah yang sering terkuak, sehingga bila diperhatikan dengan teliti, orang2 pasti dapat melihat pakaian dalam yang ia manfaatkan. Dan selama masa penagamatanku Mama Denok selamanya memakai BH warna Hitam.




Tersebut selalu jadi santapanku pada setiap mata pelajarannya. Bahkan saya selalu menanggapi gerak-geriknya selama masa disekolah. Saat itu usianya 31 tahun, dengan wajahnya yang suci dan wujud tubuhnya yang menawan membuatku selalu menjadikannya sebagai tujuan hayalan bila onani. ceritasexterbaru. net Saat ini diusianya yang ke 36 tdak tampak kalau Mama Denok sudah memiliki dua orang keturunan yang telah SMP. Sekiranya menurutku ia terlihat kian menawan, paling utama pada bagian pantat dan puncak ukuran 36 B yang lekukannya bertambah terbentuk. Tersebut semua sebab program BL yang diikutinya tiap senin dan kamis sore. Mulanya aku semata-mata mengkhayalkan jasad Bu Manis jika lumayan bermasturbasi. Lalu aku melakukannya sambil memiliki CD & BH warna hitam milik Mama Denok, datang akhirnya saya berani menguping jika Peti Jerry yang pulang & sedang bergumul denagn Mama Denok. Lalu mendengar desahan dan keluhan erotis daripada dalam lubang, tanganku super mngocok baur kontolku yang lumayan gede. Dan jika sudah tampak kubersihkan secara CD ataupun BH Mama Denok yang akan dicuci besok. Walhasil muncul niatku untuk mencoba lubang tempik Bu Manis yang pasti amat keset & terawat. Saya melakukannya sesudah 4 hari tinggal disana, saat tersebut hari kamis dan suaminya sudah bertambah seminggu. Saya menunggu didalam kamar lalu membayangkan “malam pertama” yang akan kulalui bersama Mama Denok. Tatkala dia kembali dari BL aku menolak pintu wisma. “Sore Ndra.. baru kembali? ” Sapanya ramah & tersenyum padaku. “Iya Mama.. baru aja” Balasku lalu mengangguk. Lalu dia hilang kedapur memproduksi segelas susu lalu diletakkan datas meja makan. Lalu ia menyerap kamar untuk mandi. Tatkala dia membasuh, kumasukkan tepung tidur yang kubeli dalam apotik kedalam susu yang akan diminumnya. Sekitar 45 menit lalu Bu Manis keluar daripada kamar, ia menggunakan daster motif kembang warna biru dengan berjarak selutut tanpa lengan secara belahan puncak yang terkaan rendah, jadi jika dia agak menyeluduk belahan payudaranya yang menawan akan sangat jelas terlihat olehku. Setelah menjemput susu dalam atas meja dia hidup menemaniku memandang TV dalam ruang pusat. “Ada pemberitahuan apa Ndra? ” Tanyanya sambil menelan susu. “Biasa Bu.. garis haluan gak tersedia habis-habisnya” Sahutku sambil menggondol pandang keketiaknya. “Bapa tersedia nelepon gak? ”Tanyanya lagi sambil menuntaskan susu dalam gelas. “Belum Bu, kiranya masih ngelonin istri baru” Candaku. “Nakal ya.. ” Tegurnya lalu mencubit pinggangku. Aku bukan menghindar sebab dengan tersebut aku dapat melihat potongan dadanya yang seperti ingin melompat daripada dalam dasternya. Sekitar 5 menit lalu Bu Manis mulai pupus dan kepalanya mulai rontok karena amat mengantuk. “Ndra ibu tilam duluan.. Gak tau mengapa ngantuk luar biasa hari ini” Pamitnya. “Mungkin tadi terlalu diforsir tenaganya Bu” Sahutku dengan tersenyum. Kemudian Mama Denok menyerap kamar & menutupnya. Sesudah 10 menit menunggu saya mulai berlaku, kuketuk pintunya pelan 3 kali kemudian kupanggil namanya, tak tersedia jawaban. Kuulangi sekali lagi tetap tidak ada petunjuk, kuputar pikiran pintu & kubuka secara sangat renek dan kututup keras-keras. Mama Denok bukan bereaksi dalam atas kasurnya. Kulihat jam tembok, 18: 13 masih penuh waktu pikirku. Aku bertambah keatas pembaringan lalu ku perhatikan wajahnya, cantik amat. Kucium bibirnya dengan sosial, lalu kujilati wajahnya datang basah lalu ciumanku diturunkan kelehernya. Kusapu sekeliling lehernya dengan kobaran dan penyedot hingga memijat. Setelah lega kuturunkan kepalaku kedadanya, walaupun masih berpakaian lengkap akan tetapi bisa kurasakan kekenyalan serasi payudara yang indah tersebut. Kedua tanganku secara renek tapi jelas meraih ke-2 bukit sama itu kemudian mengusapnya secara lembut selama kepalaku diturunkan keselangkangnnya. Dibalik kain daster itu tercium aroma keperempuanan yang amat merangsang. Kuhirup puas-puas sedap(bau) yang merangsang itu, jadi mengakibatkan remasan-remasan yang kulakukan kepayudara Mama Denok jadi kasar & tak terpadu. Tarikan napasku semakin ukuran seiring beserta hasrat yang semakin menggelegak. Kemudian saya membuka semata pakaian yang mnelekat ditubuhku, dan menyengkilit mataku beserta kain. Sehabis itu kubuka daster yang dikenakan sama Bu Indah kemudian kuatur posisi tubuhnya, Kedua tangan di bagi kepala serta kaki yang membuka mega. Lalu kubvka kain selesai mataku, tinjauan yang panas dan menyerbu langsung tampil dihadapanku. Uci-uci Bu Indah yang terjungkal lemah serta tak sanggup kini seharga ditutupi sama BH warna hitam pada payudaranya yang sintal dan CD pink yang menggembung di dalam selangkangannya. Tangkai penisku tambah tegak menyepak siap pertikaian. Kudekati tindih tubuh Mama Denok yang tergolek sementung dan patuh itu. Kucium bagian payudaranya yang tidak tertutup BH, lalu tanganku menelusup kedalam BHnya serta meraih satu diantara puting susunya kemudian memilin-milinnya. Dengan napas yang makin memburu kusingkap BHnya keatas sehingga ke-2 payudaranya tepat membusung kedepan seakan mengundangku untuk menikmatinya. Kuciumi ke-2 payudaranya dan kemudian kukulum, kusedot dan kugigit-gigit putingnya mencapai berbatas memerah. Sehabis itu kulirik selangkangannya, CD pink Mama Denok tidak mampu menyimpan beberapa untai rambut warna hitam yang meluncur keluar daripada balik CD itu. Kutahan hasrat tersebut karena saya ingin menikmatinya saat Mama Denok start sadar setelah. Kuraih ke-2 payudaranya kuremas-remas dengan kerokot lalu kuletakkan batang penisku diantara sesetel susu yang indah tersebut. Kemudian saya mulai menimbulkan pinggulku pelik mundur, sepertinya nikmat sungguh walau tentu tak senikmat jika merasuk kelubang vaginanya batinku. Lambat tapi tentu rasa tenteram mulai merasukiku, napasku start tersengal serta desahan start keluar daripada mulutku tanpa diminta. Deklarasi keringat makin mengalir penuh, kukulum perkataan Bu Indah sejenak dan kemudian kulanjutkan meleset genjotanku tanpa kenal tersengal-sengal. Kulihat uci-uci Bu Indah mulai kusut karena gerakanku yang makin hebat. Kecek Sex TerbaruSekitar 10 menit berlalu serta aku sudah biasa lelah menyudahi, kuputuskan untuk segera mengeluarkannya. Gerakan pinggulku makin kupercepat dan ke-2 payudaranya makin kurapatkan. Mengecap nikmat tidak terlukiskan start menjalari tangkai penis serta menyebar keseluruh tubuhku. Minuman putih lekat dari kepala negeri penisku serta membanjiri segi tubuh menawan Bu Indah yang terjungkal diam. Kukocok batang penisku sambil mengeluarkan cairan spermaku kewajahnya, desahan-desahan nikmat menongol dari mulutku. Setelah jadi aku mandek sejenak serta menatap uci-uci Bu Indah yang seharga tertutup sama CD sekadar. Kemudian kuambil lap serta air intim yang benar-benar sudah kupersiapkan, kubersihkan di setiap bagian tubuhnya yang tersangkut siraman spermaku. Setelah tersebut kucium-cium sekilas lalu kupasangkan lagi BHnya, kemudian kubongkar lemarinya kucari baju yang biasa dipakai Bu Indah kesekolah. Sehabis dapat kupakaikan ketubuhnya. Sebam terlihat sungguh kalau rok itu mendirikan lekukan yang sangat menawan aku berdecak kagum. Lantas aku menyukai dia bagun sambil mempertunjukkan payudaranya yang indah. Saya duduk disampingnya saat Mama Denok start membuka matanya. Cahaya salang tampak menyilaukan matanya, kuperhatikan bagian dadanya yang terungkap. Batang penisku perlahan tetapi pasti meleset mengeras mengamati pemandangan yang erotis tersebut. “Jam meski ini Ndra? ” Tanyanya sambil menggosok mata. “10 lewat 5 jawabku” Provisional mataku langsung menatap kebelahan dadanya. “Huuaah.. masih silam toh.. lagi ngapain kamu” Tegurnya serta merentangkan tangan, otomatis bagian payudaranya tampil sampai BHnya. Dan tersebut membuatku sebagai lupa diri. “Lagi liat tersebut Bu.. ” Tanganku tepat meremas satu diantara payudaranya yang montok. “Jangan kurang ajar engkau ya” Bentaknya sambil menggagalkan tanganku serta menutupi sesi dadanya yang terbuka. Serta mendekatinya kuceritakan semua yang baru saja kulakukan tadi. Wajahnya tampak mengepal karena terpesona dan tidak percaya. Seketika aku tepat memeluknya, serta mencium bibirnya. Tak mencapai berbatas disitu, kurebahkan tubuhnya keatas ranjang serta kuhimpit beserta tubuhku. Kulanjutkan aktifitasku, menyedot dan melumat bibirnya. “Jangan Ndra.. Tersebut dosa” Undangan Bu Indah lirih. Tetapi aku langsung menciuminya, tanganku mulai menyeronot kebalik rok Bu Indah. Bu Indah menangkisnya, beserta sedikit sepak terjang aku beroperasi menepisnya serta terus menyeronot masuk mencapai berbatas menyentuh susu Bu Indah yang tetap terbunkus BH. Aku mengepal lembut payudaranya yang sintal itu. Mama Denok mendesah, aku langsung meremas bukan lupa ciumanku terus melumat bibirnya. Saya mengalihkan ciumanku ke lehernya. Bu Indah kembali mnedesah, jemari tanganku mulai nerayap kepunggungnya, serta terus melepas tali BHnya. “Berhasil” Batinku. Bu Indah tersentak. “Kita tidak larat melakukan tersebut Ndra” serta mendorongku kesamping. “Memang bukan boleh agaknya.. tapi.. ”Aku kembali memangku Bu Indah, kali ini ciumanku lebih pemberang dari di dalam yang mula-mula. Mulai dari perkataan ke telinga terus terbetik ke lehernya. Jemari tanganku melanjutkan aktivitas lagi memikat keatas BH terus meremasnya, memuntir-muntir putingnya. Bu Indah pasrah serta kelihatan start panas beserta permainan yang kuterapkan. Saya mengangkat uci-uci Bu Indah dan merintis baju juga BHnya, akupun demikian. Mama Denok tampil takjub mengamati batang penisku. Aku start kembali aksiku, kali ini ciumanku kuarahkan di payudaranya. Mama Denok menggeliat, apalagi tanganku menyentuh payudaranya yang wahid lagi. Abdi berdua sudah bermandikan peluh, tangan Mama Denok meregang rambutku. Permainanku jemariku start merangkak di bawah serta berusaha menyelusup kebalik gaun dan CDnya. Bu Indah tidak lagi menangkisnya. Ujung tangan tanganku memeriksa rambut kelaminnya, lalu jemariku menggesek-gesek sekitar liang tempik Bu Indah. Bu Indah mendesah jenjang dan mendiamkan kepalaku kepayudaranya, untuk jadi kenikmatan kian. Setelah kurang lebih lama, ciumanku mulai merembet kebawah mencapai berbatas kebatas serabut vaginanya yang sedikit terungkap. Aku lantas memeloroti gaun dan CDnya, akupun demikian. Aku meleset terkagum mengamati tubuh terbuka Bu Indah. Payudaranya bersih padat bermutu dihiasi pentil yang mempunyai warna coklat kemerah-merahan. Sementara Vaginanya dikelilingi serabut kelamin yang lebat. Saya kembali membuat-buat, kali ini kawasan sasaranku terowongan vaginanya. Saya menciumi serta menjilati yang agak muncul disekitar terowongan vaginanya barangkali itu yang dinamakan kloritas. Setelah kurang lebih lama ciumanku kembali keatas, merentangkan tangannya yang menyimpan payudaranya. Langsung menjilati tubuhnya dan kesudahannya mnedarat lagi di bibirnya. Batang penisku dengan muncung vagina Mama Denok baku beradu. Tersebut menyebabkan tangkai penisku ingin dimasukkan ketempatnya. Aku mengurus posisi serta melebarkan tangan bo Indah. Bu Indah tersadar serta berkata, “Kita sudah terlalu jauh.. tanpa teruskan”Aku bukan lagi memperdulikan kata-kata Mama Denok olehkarena itu hawa nafsuku sudah menunjukkan puncak. Saya kembalimeraih Mama Denok serta menciumi bibirnya, kali ini kian dahsyat lidahku bergoyang-goyang pada mulutnya. Mama Denok tidak bisa mengerjakan apa-apa serta kembali lebur dalam kesedapan. Batang penisku yang sudah biasa gatal ingin memasuki terowongan vagina Mama Denok. Saya mengambil kapasitas yang surat keterangan, batang penisku mulai menganeksasi pintu kewanitaannya. Seperti tetap perawan, tangkai penisku acap melenceng menganeksasi liang tempik Bu Indah, aku langsung berusaha serta akhirnya merasuk juga tangkai vaginaku keliang vagina Mama Denok. Mama Denok mendesah panjang serta badannya kusut. “Gila membeset amat.. sugih belum memiliki anak aja” batinku. Mama Denok sudah sedikit tenteram dan tangkai penisku sudah masuk lumayan demi lumayan. Akhirnya semata batang kejantananku tenggelam pada liang senggama Bu Indah. Aku menggoyangkan pinggulku oleh karena itu batang kejantananku keluar masuk pada liang senggama Bu Indah. Makin lelet makin segera, Bu Indah mendesah serta menyebut namaku. Kami berdua bermandikan peluh walaupun situasi pada ketika itu juga dingin. Keluhan yang jenjang disertai minuman hangat mengoyak batang kejantananku yang tetap berada didalamliang senggama Mama Denok. Sangkasangka Bu Indah telah merebut orgasme, saya pun bukan tinggal kosong dengan menderas gerakan tangkai kejantananku mencoang-coang diliang senggama Bu Indah. “Inilah saatnya” Batinku.


Mengucapkan Juga Kecek Sex Aba Tukang Memijit


Akhirnya klimaks kenikmatanku visibel, spermaku melancut didalam terowongan senggama Mama Denok bersaingan dengan minuman hangat yang kembali merendam batang penisku, ternyata Mama Denok meleset orgasme. Silam itu sinambung dengan kurang lebih kali orgasme Bu Indah, sampai kesudahannya kami keletihan dan tertidur. Pagi harinya, Bu Indah bangun kian dulu serta langsung kekamar mandi. Sejenak kemudian saya terbangun serta mendengar guyuran air dikamar dan mengetoknya, Bu Indah pun merintis pintu ruang mandi. Meleset aku terpesona melihat Mama Denok yang telanjang kuat dengan serabut yang becek. Gairahku meleset memuncak, saya masuk serta langsung memangku tubuh Mama Denok. “Mandi dulu dong” Pinta Mama Denok manja. Akupun menyampingi ajakannya lantas mengguyuri tubuhku dengan uap. Beberapa ketika setelah tersebut aku menyabuni tubuhku beserta sabun rapun. Bu Indah turut positif, malah dia menyabuni tangkai kejantananku yang kembali tetap. Rasa meleng Bu Indah telah lenyap, dia mengocok-ngocok batang kejantananku dengan pelan. Nikmat sepertinya, dan di dalam saat kental mencapai klimaksnya aku menjunjung tangan Mama Denok olehkarena itu belum saatnya. Gantian saya yang menyabuni Bu Indah, mula-mula ke-2 tangannya dan kemudian kedua kakinya. Sampailah kedaerah yang esensial, aku muncul dibelakang Mama Denok langsung merangkulnya serta menyabuni payudaranya dengan ke-2 telapak tanganku. Terdengar Mama Denok mendesah panjang. Usapanku kebawah menjalani perutnya terlintas sampai keliang senggamanya. Meleset aku mengusapnya dengan pelan. Busa sabun batangan hampir menyimpan liang senggama Bu Indah, kali ini Mama Denok meratap nikmat. Sehabis puas saya mengguyur ke-2 tubuh abdi yang tetap berangkulan. Kecek Sex TerbaruAku membalikkan tubuhnya dan abdi pun baku berhadapan. Mama Denok lantas mencium bibirku, aku membalasnya dan lantas terjadi french kiss yang dahsyat. Tangan kami pula biar tidak tinggal diam, saya menyentuh susu Bu Indah dan ia menyentuh tangkai kejantananku yang masih berani berdiri. Sehabis beberapa lelet, Bu Indah membimbing tangkai kejantananku menganeksasi liang senggamanya. Dengan mengungkapkan kakinya tangkai kejantananku meleset memasuki terowongan senggama Mama Denok. Mama Denok menggantung tangannya di leherku lantas aku menggendong Bu Denok dan menyandarkan ke dinding kamar mandi. Setelah itu aku kembali menggoyangkan pinggulku yang membuat kejantananku keluar masuk liang senggama Bu Denok. Akhirnya spermaku keluar dan membasahi seluruh dinding liang senggama Bu Denok. Ternayata ia belum mencapai klimaks, untuk membantunya aku menjilati liang senggama Bu Denok. Bu Denok sedikit menjerit dengan apa yang kulakukan, Akhirnya Bu Denok mengeluarkan juga cairan dari liang senggamanya dan pas mengenai wajahku. Bu Denok terkulai nikmat, aku mengguyuri kembali tubuh kami berdua. Aku dan Bu Denok telah selesai mandi, dan telah memakai pakaian masing-masing. “Lain kali.. aku minta lagi ya sayang” Bisikku sambil menelusupkan tangan ke balik baju kerjanya. “Atur aja” Desahnya manja. Kemudian Bu Denok berangkat kerja dan aku pergi kuliah. Pokoknya selama bertugas Pak Jerry keluar pulau, aku menggantikan tugasnya memenuhi hasrat biologis Bu Denok di tempat tidur.

Related Posts

Mama Kesepian selamanya memakai BH warna Hitam
4/ 5
Oleh

Cewek Bisyar, cerita selingkuh dengan teman kantor, Toket tante, cerita cewek bispak, cerita sex dewasa, cerita sex dokter, cerita sex Tante, cerita setengah baya, cerita toket, ngentot basah.